WhatsApp Business Terkesan Hati-hati Kembangkan Kanal

Ilustrasi pengguna WhatsApp.
Sumber :
  • Instagram/@maurovianzedc7

VIVA – Platform WhatsApp khusus untuk bisnis, WhatsApp Business, sejak diluncurkan pada Januari 2018 tahun lalu, telah dimanfaatkan oleh sejumlah pengguna. Namun Country Manager Insider Indonesia, Joe Harahap mengatakan bahwa kemungkinan WhatsApp Business tidak akan mengekor platform pesan lain yang membuka channel bisnis lebih luas. 

Bisa untuk Stalking, Begini Cara Melihat Chat WhatsApp Tanpa Ketahuan

"Facebook atau WhatsApp belum mau buka kerannya seratus persen. Karena takutnya akan ditinggalkan sama user, karena ini fakta di other messaging," kata dia, di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2019. 

Joe mengatakan, sampai saat ini manfaat yang digunakan oleh perusahaan adalah push notification. Bukan pada menyebarkan pesan promosi. 

Menguak Grup WA 'Saya Ganti Kalian' di Kementan Era SYL, Apa Isinya?

Kehati-hatian WhatsApp membuka diri nampaknya berkaca dari platform pengiriman pesan lain, dimana ada pergeseran dari privat menuju publik. 

Tapi Joe mengatakan bahwa keputusan akan bergantung pada business decision WhatsApp sendiri. Mereka harus memilih antara privat dan publik.

Melacak Keberadaan Orang Pakai Google Maps

"Karena takutnya akan ditinggalkan sama user, karena ini fakta di other messaging. Tapi this messaging promotional masuk user-nya mulai hilang. Rasanya WhatsApp sangat berhati-hati," kata Joe. 

Karena jika berfokus pada menginginkan mendapatkan revenue, WhatsApp Business bisa mengorbankan sisi kenyamanan pengguna mereka. 

"Kalau saya pribadi sih menilai something yang privat dijadikan publik. Karena akhirnya user akan memilih stay di ruang publik, of course menerima informasi yang banyak tapi personal touch jadi hilang," ujar dia. (ann)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya