VIDEO: Apa Jadinya kalau Bumi Tanpa Lautan?

Planet Bumi.
Sumber :
  • NASA

VIVA – Membuat sebuah animasi Bumi dengan lautannya itu sudah biasa. Lantas, bagaimana jika sebaliknya? Seorang ilmuwan membuat animasi untuk mengungkap seperti apa Planet Bumi tanpa lautan. Seperti diketahui, hampir 70 persen wilayah Bumi ditutupi oleh lautan.

Kapan Bumi Kiamat?

Dilansir dari Daily Mail, Selasa, 31 Desember 2019, video animasi ini mensimulasikan penurunan permukaan air laut secara bertahap. Kedalaman di tengah lautan setidaknya terdeteksi hingga 6.500 kaki, ada pula yang mencatat 19.685 kaki.

Video animasi ini dibuat oleh ilmuwan Japanese Aerospace Exploration Agency (JAEA), James O'Donoghue. Sebelumnya, NASA juga pernah membuat animasi serupa pada 2008. Timelapse yang dibuat O'Donoghue menunjukkan bahwa saat simulasi berlangsung selama 51 detik muncul daratan di sekitar benua.

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya

Wilayah atau daratan dan yang paling terlihat ada di lepas pantai Australia dan Asia. Setelah itu banyak daratan yang muncul di Amerika Utara dan Selatan, diikuti daerah di sekitar Eropa.

O'Donoghue mencatat, kedalaman 459 kaki di bawah permukaan laut mengungkapkan mulai munculnya daratan besar. Hingga kedalaman 19.685 kaki, sebagian besar Bumi telah mengering, kecuali beberapa daerah termasuk Palung Mariana di Samudra Pasifik yang kedalamannya mencapai 36 ribu kaki.

Bumi Resources Raih Laba Bersih US$67,63 Juta di Kuartal I-2024

Simulasi penurunan permukaan laut kebalikan dari apa yang diperkirakan para ahli. Sebuah laporan yang baru-baru ini dirilis memperingatkan bahwa lapisan es di Greenland serta Amerika Utara akan meleleh dengan cepat.

Akibatnya, 400 juta orang yang tinggal di wilayah pesisir berisiko terkena banjir pada 2100. Ilmuwan internasional menemukan bahwa es di sana mencair tujuh kali lebih cepat daripada yang terjadi pada 1990-an.

Dalam laporan yang sama juga diperkirakan bahwa permukaan laut bisa naik lebih dari dua kaki pada akhir abad ini. Penelitian melibatkan 100 ilmuwan dari 50 organisasi yang mensurvei lapisan es pada tahun 1992 dan 2018. Mereka menggunakan satelit untuk mengukur perubahan volume, aliran dan gravitasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya