Hari Ini Hujan Meteor Quadrantid Melintasi Langit Indonesia

Lolongan serigala ketika terjadi peristiwa alam.
Sumber :
  • Pinterest

VIVA – Awal Januari 2020, hujan meteor akan menjadi peristiwa langit pertama yang menghiasi langit malam, termasuk di Indonesia. Tepatnya Sabtu dini hari, 4 Januari 2020, akan menjadi puncak fenomena yang dinamai Hujan Meteor Quadrantid.

Langit Yunani Tiba-tiba Berubah Jadi Oranye, Ini Penyebabnya

Meteor Quadrantid dibentuk oleh butiran debu yang ditinggalkan Komet 2003 EH1 yang telah punah, tapi kemudian ditemukan kembali pada 2003. Saat keadaan ideal menonton Hujan Meteor Quadrantid, yaitu langit malam tanpa awan dan gelap sepenuhnya.

Sebab, hujan meteor ini akan menampilkan sekitar 120 meteor per jamnya. Fenomena ini berlangsung satu bulan, yaitu 12 Desember 2019 hingga 12 Januari 2020.

Gegara Gurun Sahara, Langit Yunani jadi Oranye bak di Planet Mars

Mengutip situr resmi Lapan, Jumat, 3 Januari 2020, radiant atau pancaran meteor berada di konstelasi (rasi bintang) Bootes. Lalu, wilayah mana di Indonesia yang bisa menyaksikan Hujan Meteor Quadrantid?

Hujan Meteor Quadrantid.

Langit Dubai Tiba-tiba Berubah Jadi Hijau Usai Banjir Besar
Hujan Meteor Quadrantid.

Jawa Barat dan sekitarnya adalah wilayah yang dapat melihat hujan meteor ini melintas pada pukul 02.46 WIB, Sabtu dini hari, 4 Januari 2020. Fenomena ini pula akan hadir setelah rasi Bootes terbit di ufuk timur dan hingga Matahari terbit sekitar pukul 05.21 WIB.

Namun, mengingat juga saat ini Indonesia sedang memasuki musim penghujan dan langit malam menjadi cerah, Lapan menyebut hujan meteor bisa kecil kemungkinan untuk terlihat di langit pada dini hari.

Selain itu, masalah lainnya adalah radiant hujan meteor akan berada pada ketinggian 22 derajat dari horizon. Ini membuat cahaya kota bisa mengaburkan cahaya lintasan meteor saat berjalan. Radiant adalah titik yang memunculkan berkali-kali lintasan cahaya meteor pada fenomena hujan meteor.

Lapan juga menuliskan jika para astronom telah mencatat banyak peristiwa hujan meteor, yang ternyata berlangsung pada tanggal-tanggal tertentu. Mereka pun menyimpulkan jika hal ini terkait dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari, dan saat Bumi melewati daerah yang ditempati debu komet atau asteroid.

Gerhana Bulan Serigala

Di sanalah benda-beda luar angkasa itu memasuki atmosfer Bumi dan menghasilkan hujan meteor. Fenomena alam lainnya yang akan hadir di tahun ini adalah Gerhana Bulan Serigala atau Full Wolf Moon.

Dilansir dari situs Mirror, fenomena ini akan hadir pada 10 Januari mendatang. Tapi perlu diketahui bahwa bukan berarti ada bentuk serigala pada Bulan. Suku asli Amerika, Indian, memberi nama demikian karena saat Bulan Purnama banyak serigala kelaparan melolong.

Gerhana Bulan Serigala terjadi ketika Bulan terletak di sisi yang berlawanan dari Bumi, seperti Matahari. Tapi sepertinya tidak semua wilayah bisa menyaksikannya, ada juga yang kebagian Gerhana Bulan Penumbra.

Setelah Gerhana Bulan Serigala, Bulan Baru akan hadir pada 24 Januari 2020. Fenomena ini akan terjadi saat Bulan berada di sisi yang sama dengan Matahari. Fenomena Bulan Baru ini akan membuat galaksi ataupun gugusan bintang menjadi sangat terang karena tidak ada cahaya Bulan yang muncul saat itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya