Logo DW

Jokowi Ingin TNI Kuasai Teknologi Pertahanan

Drone yang dipamerkan di pameran dirgantara di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat.
Drone yang dipamerkan di pameran dirgantara di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • dw

Baca juga:Prabowo: Kekuatan Pertahanan Indonesia Rapuh

Implementasinya masih jauh

Direktur Eksekutif Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai arahan Presiden Jokowi terkait pengembangan instrumen militer berteknologi canggih dan investasi pertahanan dalam rapim di Kementerian Pertahanan, baru berupa cita-cita semata. Menurutnya, hal ini masih tidak mungkin untuk direalisasikan dengan jumlah anggaran Kementerian Pertahanan yang sekarang, yaitu 127 Triliun rupiah.

"Kekuatan minimumnya saja belum dipenuhi gimana mau lebih canggih?", ujar Fahmi kepada DW Indonesia, Kamis (23/01).

Fahmi menyoroti bahwa anggaran Kementerian Pertahanan senilai 127 T lebih banyak dihabiskan hanya untuk belanja rutin saja seperti gaji dan kebutuhan perkantoran, bukan untuk pengembangan alutsista.

"Kita sadar bahwa ancaman ke depan itu sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi tapi problem-nya kan lagi-lagi klasik ya soal anggaran ini. Itu lebih banyak akan dihabiskan untuk gaji, kertas dan makan minum ketimbang untuk pengembangannya sendiri, jangankan kita bicara belanja teknologinya kita bicara riset saja berapa besar sih belanja riset pertahanan kita, sangat kecil saya kira," jelas Fahmi.

Berkaitan dengan ínvestasi pertahanan, Fahmi menilai bahwa implementasi UU Nomor 16 tahun 2012 masih jauh dari yang dicita-citakan.