Karantina Bukan Cuma karena Corona, Astronot juga Alami Berkali-kali
- NASA/Radislav Sinyak
VIVA – Masyarakat di seluruh dunia saat ini tengah melakukan isolasi atau karantina mandiri untuk menghindari penularan pandemi Virus Corona (COVID-19). Namun ternyata metode seperti ini sudah rutin dilakukan oleh para astronot sebelum terbang ke luar angkasa. Ini untuk memastikan bahwa mereka benar-benar bebas dari virus.
Dikutip dari situs Space, Jumat, 20 Maret 2020, periode karantina astronot guna memastikan mereka tidak sakit atau tidak sedang menginkubasi penyakit ketika sampai di luar angkasa. Demikian diungkapkan oleh Juru Bicara Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), Brandi Dean.
Isolasi atau karantina perlu dilakukan karena saat program Apollo NASA ditemukan seorang astronot sakit pilek ketika berada di ruang angkasa. Hal ini membuatnya dengan cepat menghabiskan obat.
Kasus astronot sakit sebenarnya memiliki angka yang sangat sedikit. Tapi mulai saat itu diterapkan karantina sebelum terbang (prefilight quarantine). Karantina dilakukan selama dua minggu dan hanya keluarga dekat yang diizinkan untuk bertemu.
Menerapkan karantina preflight akan meminimalisir astronot membawa virus ke luar angkasa. Tidak hanya sebelum ke luar angkasa, NASA juga mengkarantina awak Apollo 11, 12, 13 dan 14 setelah mereka kembali dari Bulan.
Hal ini perlu dilakukan karena tidak ada yang tahu kemungkinan ada serangga di bulan atau penyakit lainnya. Dean tidak ingin mereka mencemari Bumi. Tidak hanya karantina astronot, sampel yang dibawa dari bulan juga dikarantina dalam wadah.
Namun sebenarnya hal ini dilakukan untuk mencegah bahan-bahan di Bumi mencampuri sampel tersebut. Setelah pendaratan mereka dikarantina selama 21 hari.
Di sana mereka dilengkapi dengan alat komunikasi, diberikan fasilitas dan diperbolehkan tidur. Foto-foto yang dirilis membuktikan bahwa astronot masih bisa bercanda saat dikarantina, bahkan Neil Armstrong melewatkannya dengan bermain ukulele.
