Penyebaran SDM Digital Masih Belum Merata di Indonesia

- Santa Cruz Tech Beat
VIVA – Pandemi COVID-19 telah mengubah tata cara belajar mengajar dari sistem tatap muka langsung menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Indonesia.
Menurut laporan yang dikeluarkan PwC dan UNICEF bertajuk GenU (Generation Unlimited) Tahun 2020 menyatakan satu dari tiga siswa di seluruh dunia atau sekitar 463 juta anak muda tidak dapat mengakses pembelajaran secara daring selama sekolah ditutup.
Selain itu, satu dari enam remaja telah berhenti bekerja sejak awal pandemi COVID-19. Beberapa kaum muda mengalami kesulitan untuk akses internet tidak memiliki perangkat komunikasi layak pakai dan keterampilan digital.
Dalam hal keterampilan digital, survei PwC Tahun 2020 kepada 1.581 CEO menemukan terdapat 74 persen CEO yang prihatin akan ketersediaan tenaga kerja digital atau bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK).
Badan Pusat Statistik (BPS) juga menganalisis kebutuhan tenaga kerja di perusahaan teknologi Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi dilihat dari peningkatan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) digital pada 2019 mencapai 5,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,07 persen.
Namun, penyebaran SDM TIK masih belum merata di Indonesia, di mana terdapat kesenjangan digital yang cukup jauh, yaitu tertinggi dipegang DKI Jakarta sebesar 7,31 persen dan terendah di Papua, yakni 3,33 persen pada 2019.
Sedangkan, survei IBM Tahun 2017 mencatat jumlah penyerapan tenaga kerja digital seperti data science, data developer, dan data analisis diprediksi semakin meningkat sebanyak 700 ribu perekrutan di seluruh dunia.