Benda Raksasa akan Menyapa Bumi saat Warga Indonesia Tidur Lelap

Asteroid mendekati Bumi.
Sumber :
  • India.com

VIVA – Asteroid 1998 SD9 akan mendekati Bumi hanya dari jarak aman 2,5 juta mil pada 6 Oktober pukul 19.53 UTC atau 7 Oktober 2021 pukul 02.53 WIB. Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) Amerika Serikat.

Kapan Bumi Kiamat?

Menurut NASA, ukuran batu luar angkasa ini antara 144 hingga 325 kaki (44 sampai 99 meter). Dengan kata lain, Asteroid 1998 SD9 lebih besar dari Big Ben di London, Inggris (315 kaki/96 meter) dan Patung Liberty di New York, AS (151 kaki/46 meter).

Untungnya, batu luar angkasa itu terdeteksi oleh NASA beberapa minggu sebelumnya. Mereka lalu mengeluarkan peringatan karena setiap objek luar angkasa yang bergerak cepat, atau berada dalam rasio 4,65 juta mil di sekitar Bumi, dianggap sebagai objek berpotensi bahaya.

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya

Padahal, pada pertengahan September kemarin, ada banyak asteroid yang mendekati Bumi tapi NASA sama sekali tidak mendeteksi. Salah satunya Asteroid 2021 SG, yang ukurannya setengah dari Piramida di Mesir.

NASA baru mendeteksinya satu hari setelah dideteksi oleh pelacak asteroid, EarthSky. Jika ada dampak atas pendekatan sebelumnya maka kita tidak bisa mendapat peringatan dari NASA akan adanya bencana yang datang dari luar angkasa.

Bumi Resources Raih Laba Bersih US$67,63 Juta di Kuartal I-2024

Masalahnya, Asteroid 2021 SG datang dari titik buta semua ilmuwan, yaitu Matahari. Ketika asteroid datang dari arah Matahari dan menuju ke luar Tata Surya, para ilmuwan sangat sulit untuk melihat karena sinar Matahari yang menghalangi pandangan mereka.

Asteroid 2021 SG mendekati Bumi pada 16 September 2021 dari jarak yang dilaporkan setengah antara Bumi dan Bulan, menurut EarthSky. Dari semua alat yang dimiliki para ilmuwan untuk mendeteksi asteroid, NASA tidak memiliki cara untuk mendeteksi asteroid yang dekat dengan Matahari.

Namun, Teleskop Near-Earth Object Surveyor yang akan diluncurkan pada 2026 ini akan mencoba mendeteksi objek-objek yang mepet-mepet Matahari dengan lebih baik, seperti dikutip VIVA Tekno dari laman Express, Senin, 4 Oktober 2021.

“Cepat atau lambat, kita akan merasakan dampak kecil atau besarnya. Mungkin, tidak terjadi dalam hidup kita tapi risiko Bumi akan terkena bencana dahsyat suatu hari nanti akan sangat tinggi," ungkap Kepala European Space Operations Centre (ESOC), Rolf Densing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya