Begini Akibatnya kalau Kebanyakan Tidur

Ilustrasi tidur.
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Bukan rahasia lagi bahwa terlalu sedikit tidur akan berdampak buruk untuk mental. Dalam penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa tidur terlalu sedikit dapat menyebabkan seseorang berakhir dengan kondisi seperti penyakit Alzheimer dan masalah kognitif lainnya di kemudian hari.

Kaba Diawara Siapkan 19 Pemain Terbaik Guinea untuk Jegal Timnas Indonesia ke Olimpiade 2024

Namun, sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Washington University School of Medicine, Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur dapat mengakibatkan seseorang mengalami penurunan kognitif yang sama dengan seseorang yang kurang tidur.

Studi bertujuan untuk memahami seberapa banyak tidur dikaitkan dengan penurunan kognitif dari waktu ke waktu. Mereka mempelajari 100 orang dewasa lanjut usia di pertengahan hingga akhir 70-an selama empat hingga lima tahun.

Membanggakan! Siswa MAN 2 Bantul Sabet 2 Medali Emas di Indonesia International Invention Expo 2024

Studi yang dilakukan pada peserta melibatkan berbagai tes kognitif dan neuropsikologis yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi tanda-tanda penurunan kognitif.

Skor individu pada tes kemudian digabungkan menjadi satu skor yang disebut skor Preclinical Alzheimer Cognitive Composite (PACC), di mana skor yang lebih tinggi menandakan fungsi kognitif yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Kenapa Serangan Jantung Terjadi Pada Saat Tidur di Malam Hari?

Dikombinasikan dengan tes ini, tim juga memantau jumlah peserta tidur menggunakan perangkat ensefalografi elektroda tunggal (EEG) yang dipasang di dahi mereka.

Aktivitas pengukuran tidur ini dilakukan sekali pada setiap peserta, selama empat hingga enam malam setelah menyelesaikan tes kognitif tahunan selama tiga tahun.

Setelah memperhitungkan semua faktor, termasuk usia, genetika, dan keberadaan protein yang terkait dengan perkembangan demensia, tim menyimpulkan bahwa tidur kurang dari 4,5 jam dan lebih dari 6,5 jam semalam memiliki hubungan dengan gangguan mental dan penurunan kognitif dari waktu ke waktu.

Kesimpulan ini agak membingungkan mengingat saran yang umumnya diberikan kepada kita untuk tidur antara tujuh hingga delapan jam setiap malam, melansir dari laman Mashable, Senin, 8 November 2021.

Sementara penelitian menunjukkan bahwa tidur lebih dari 6,5 jam per malam dapat dikaitkan dengan penurunan kognitif. Langkah selanjutnya adalah memastikan seberapa dekat hubungan ini dalam hal sebab dan akibat.

Bisa jadi dalam penelitian ini individu yang tidur lebih lama dari 6,5 jam per malam mungkin sudah memiliki kondisi penurunan kognitif yang sudah ada sebelumnya yang tidak ditunjukkan selama tes.

Faktor lain seperti tingkat aktivitas fisik, situasi keuangan, hubungan sosial, dan lain-lain yang dapat menyebabkan penurunan kognitif pada tingkat individu.

Secara keseluruhan, bagaimana jumlah tidur mempengaruhi fungsi mental kognitif seseorang masih merupakan misteri, dan masih banyak lagi yang harus diungkap sebelum kita dapat dengan aman menentukan berapa banyak tidur yang benar-benar optimal untuk menjaga kesehatan kita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya