Starlink Punya Elon Musk Dalam Bahaya

Golden Bauhinia China Vs Starlink Elon Musk.
Sumber :
  • Express

VIVA – Angkatan Bersenjata Rakyat China menyerukan pengembangan senjata anti-satelit untuk menghancurkan Starlink milik Elon Musk yang wara-wiri di orbit Bumi. Menurut China, satelit buatan SpaceX itu jelas mengancam keamanan nasional mereka.

Shoigu, Menteri Pertahanan yang Dibela oleh Putin, Akhirnya Dicopot dari Jabatannya

Para peneliti militer China tertarik pada potensi besar Starlink terhadap negaranya yang mengembangkan tindakan pencegahan untuk mengawasi, menonaktifkan, atau bahkan menghancurkan satelit musuh.

Menurut makalah yang diterbitkan di Jurnal Modern Defence Technology, China butuh mengembangkan teknologi anti-satelit, termasuk sistem mata-mata yang bisa memantau semua satelit Starlink.

Muncul dari Hutan Kaki Penuh Darah, Pemuda Ini Tiba-tiba Lari ke Pos Pasukan Buaya Putih Kostrad TNI

Studi tersebut dipimpin oleh Ren Yuanzhen, peneliti dari Beijing Institute of Tracking and Telecommunications.

"Kombinasi metode 'soft and hard kill' harus diadopsi untuk membuat beberapa satelit Starlink kehilangan fungsinya dan menghancurkan sistem operasi konstelasi," kata dia, seperti dikutip dari situs Live Science, Senin, 30 Mei 2022.

Kisah Sertu Onisius, Babinsa TNI AD yang Berhasil Atasi Stunting di Pulau Terluar Dekat Australia

Starlink merupakan proyek internet satelit yang dikembangkan SpaceX untuk menyebarkan internet broadband dari luar angkasa ke pengguna di seluruh dunia.

Proyek ambisius ini akan melibatkan puluhan ribu satelit yang bergabung dalam konstelasi. Elon Musk sebagai pendiri SpaceX sebenarnya cukup populer di China karena dianggap sebagai panutan untuk inovasi teknologi.

Tapi belakangan ini, ia dan SpaceX justru menjadi bahan kritik setelah dua satelit Starlink hampir menabrak stasiun luar angkasa milik China tahun lalu. Tidak hanya untuk kegunaan komersial, satelit Starlink juga bisa dimanfaatkan untuk aktivitas militer.

SpaceX sudah terikat kontrak dengan Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon untuk mengembangkan teknologi baru berdasarkan platform Starlink, termasuk instrumen sensitif yang bisa mendeteksi dan melacak senjata hipersonik di atmosfer.

Ren juga memperkirakan drone militer dan pesawat jet tempur AS bisa meningkatkan kecepatan transmisi datanya hingga 100 kali berkat koneksi dari Starlink.

Dengan lebih dari 2.300 satelit yang akan terus bertambah, Starlink diyakini tidak bisa dihancurkan karena sistemnya tetap bisa berfungsi meski kehilangan beberapa satelit.

"Kami telah mengembangkan beberapa perangkat pencitraan laser yang bisa menangkap foto satelit di orbit dalam resolusi tinggi," jelas dia.

Tapi, selain pencitraan optik dan radar, Ren mengatakan China juga harus bisa mencegat sinyal dari satelit Starlink untuk mendeteksi potensi ancaman.

Menurutnya, China juga sudah menunjukkan kemampuan untuk menghancurkan satelit menggunakan rudal. Tapi metode ini bisa menciptakan sampah antariksa dalam jumlah besar dan biayanya juga terlalu besar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya