- decodedscience.com
VIVA – Kutub Utara dan Selatan diketahui sebagai kawasan sangat dingin karena posisinya yang terletak di paling atas dan bawah Bumi. Matahari pun jarang menyinari kedua kawasan itu. Bahkan, pada saat musim dingin, sang Surya tidak akan nampak selama berbulan-bulan.
Permukaan putih dari es dan salju yang menyelimuti kedua kutub tersebut sangat reflektif dan menyebabkan energi yang terpancar dari sinar Matahari memantul kembali ke udara sehingga membuat wilayah itu lebih dingin.
Meski begitu, Kutub Selatan masih lebih dingin dibandingkan Kutub Utara. Berdasarkan laporan dari Woods Hole Oceanographics Institution, suhu rata-rata tahunan di Kutub Utara mencapai minus 40 derajat Celcius pada musim dingin dan 0 derajat Celcius di musim panas.
Angka ini cukup kontras dengan suhu rata-rata di Kutub Selatan yang lebih dingin atau mencapai suhu minus 60 derajat Celcius di musim dingin dan minus 28 derajat Celcius pada musim panas.
Alasan utama Kutub Selatan lebih dingin dari Kutub Utara adalah terletak pada perbedaan kunci keduanya. "Kutub Utara merupakan lautan. Sementara Kutub Selatan adalah benua," kata Ilmuwan Kutub dari Columbia University, Robin Bell, dikutip dari situs Live Science, Rabu, 8 Juni 2022.
Adapun ketebalan es di Kutub Utara lebih tebal sekitar 6 sampai 9 kaki (2 hingga 3 meter) dibandingkan di Kutub Selatan yang hanya berkisar 3 sampai 6 kaki (1 hingga 2 meter). Kendati demikian, Kutub Selatan memiliki lebih banyak es ketimbang Utara.
Lapisan es di Kutub Selatan memiliki ketebalan hingga 3 mil (4,8 km) dan mencakup sekitar 5,3 juta mil persegi (13,7 juta km persegi). "Artinya, area ini sebanding dengan luas Amerika Serikat (AS) digabung sama Meksiko," tutur Bell.
