Teknologi 5G Smart Mining Dapat Beroperasi di Area Sulit Dijangkau

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam di PT Freeport Indonesia (PTFI), Tembagapura, Papua, Kamis, 1 September 2022.
Sumber :
  • Dok. Telkomsel

VIVA Tekno – Presiden Joko Widodo meresmikan teknologi 5G Underground Smart Mining PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis, 1 September 2022.

Selesaikan Persoalan Papua, Jusuf Kalla Beri Saran Begini ke Prabowo-Gibran

Teknologi generasi kelima ini hasil kerja sama antara PTFI dan Telkomsel, serta yang pertama di Asia Tenggara. Teknologi 5G Underground Smart Mining akan mendukung otomatisasi dan kendali jarak jauh untuk meningkatkan keselamatan kerja dan produktivitas pertambangan Freeport Indonesia.

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam meyakini penerapan teknologi 5G akan semakin memberikan manfaat dan nilai lebih, terutama dalam mendukung transformasi sektor pertambangan, yang akan memperkuat kedaulatan digital melalui Revolusi Industri 4.0.

Beroperasi Juni 2024, Smelter Freeport di Gresik Bakal Diresmikan Jokowi?

"Baik melalui otomatisasi sektor pertambangan maupun peningkatan kapabiltas digital sumber daya manusia," kata dia, melalui konferensi pers virtual hari ini.

Penerapan teknologi 5G Underground Smart Mining, melalui unit bisnis Telkomsel Enterprise di PTFI, telah melalui pembaruan infrastruktur, penguatan jaringan, dan pengembangan platform untuk mobile edge computing.

Smelter Freeport di Gresik Mulai Produksi Agustus 2024 dengan Kapasitas 50 Persen

Saat ini, Telkomsel telah menggelar 6 unit BTS 5G yang menjangkau lokasi pertambangan Freeport Indonesia di wilayah Tembagapura, termasuk area tambang bawah tanah.

Presiden Joko Widodo di tambang Freeport.

Photo :
  • ANTARA/Lia Wanadriani Santosa.

Teknologi 5G Underground Smart Mining memungkinkan PTFI memonitor dan mencegah risiko kecelakaan kerja melalui optimalisasi penggunaan kamera yang terhubung dengan kecerdasan buatan.

Lebih jauh lagi, jaringan terkoneksi (hyperconnected network) kombinasi dari Telkomsel Private Network dan Edge Computing dapat menyediakan lebih banyak pemanfaatan kecerdasan buatan untuk perusahaan dalam penerapan Smart Mining yang lebih optimal.

Penerapan teknologi 5G Underground Smart Mining di tambang Freeport Indonesia juga telah melalui tahap pembuktian dan pengujian jaringan untuk memastikan teknologi tersebut dapat menjadi solusi terbaik di kegiatan operasional PTFI serta membantu perusahaan dalam digitalisasi pertambangan bawah tanah.

Smart Mining merupakan konsep teknologi terkini untuk mendorong optimalisasi pertambangan melalui implementasi teknologi AI (Artificial Intelligence), IoT (Internet of Things), Machine Learning, hingga Big Data yang dapat diterapkan dalam operasional sektor pertambangan.

Sejumlah keunggulan penerapan Smart Mining yang didukung teknologi 5G antara lain ketersediaan latensi yang rendah yang akan mendukung proses monitor aktivitas secara lebih real-time, di mana semua data dapat diintegrasikan untuk menciptakan proses kerja yang lebih aman.

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam (dua kiri) di PT Freeport Indonesia.

Photo :
  • Dok. Telkomsel

Kemudian, akses jaringan yang lebih cepat untuk pemanfaatan data secara real-time, yang memungkinkan perusahaan untuk menggunakan data tersebut dalam percepatan pengambilan keputusan sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengelola pertambangan.

Lalu, cakupan jaringan 5G yang lebih luas dengan kapasitas perangkat terhubung yang lebih banyak, sehingga diharapkan dapat mendorong biaya operasional pertambangan yang lebih efisien.

Prospek penerapan 5G Underground Smart Mining tidak terbatas hanya pada operasional lapangan saja, tetapi juga pada seluruh lini kegiatan perusahaan. Mulai dari tahap penelitian, penambangan, pengolahan, penyimpanan, hingga pengapalan.

"Teknologi ini juga dipercaya dapat memudahkan operasional di area sulit dijangkau, sehingga dapat dioptimalkan untuk menjadi solusi dalam memastikan kelancaran operasional yang berada di situs terpencil dengan tantangan geografis dan konektivitas yang unik," jelas Hendri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya