Titik Maksimum Matahari Terjadi Akhir Tahun Ini, Akan Ada Apa?

Ilustrasi partikel energi badai matahari yang mengarah ke Bumi.
Sumber :
  • nasa.gov

VIVA Tekno – Matahari berpotensi mencapai titik maksimum —puncak dalam siklus Matahari yang dapat menyebabkan masalah besar bagi kita di Bumi— pada akhir tahun. 

BMKG Prakirakan 15 Provinsi Hujan Lebat, Masyarakat Mesti Waspada Bencana Hidrometeorologi

Kira-kira setiap 11 tahun, medan magnet Matahari terjerat hingga menghasilkan pembalikan kutub utara dan selatan secara besar-besaran. 

Selama periode peningkatan aktivitas ini, akan ada lebih banyak bintik Matahari muncul di permukaan, memicu lebih banyak jilatan api matahari dan badai yang berpotensi mengganggu komunikasi, merusak infrastruktur listrik, dan memengaruhi pengoperasian satelit di Bumi. 

Menpan-RB Sebut Gibran Sudah Datang ke Kantornya Bahas Keberlanjutan SPBE

Siklus saat ini disebut sebagai Solar Cycle 25, secara resmi dimulai pada Desember 2019, menurut NASA. Saat itu, para ilmuwan memperkirakan siklus Matahari akan mencapai klimaksnya pada tahun 2025, dengan puncak sekitar 115 bintik matahari. 

Namun pengamatan bintik matahari dan fenomena baru-baru ini menunjukkan bahwa bintang itu dapat mencapai puncak lebih cepat dan lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya. 

GovTech Diluncurkan Jokowi, Erick Thohir Jamin Sistemnya Mudah Digunakan Masyarakat

"Ini akan mencapai puncak lebih awal dan akan mencapai puncak lebih tinggi dari yang diharapkan," kata Alex James, fisikawan surya di University of College London, seperti dikutip VIVA Digital dari laman Chron, Senin, 3 Juli 2023.

Bumi dan Matahari yang dilihat dari luar angkasa.

Photo :
  • Getty Images

Dengan memantau jumlah dan frekuensi bintik matahari, para ilmuwan dapat melacak siklus Matahari dan perkembangannya menuju aktivitas maksimumnya. 

"Bintik matahari muncul ketika medan magnet yang kuat menembus permukaan Matahari. Dengan melihat bintik-bintik matahari tersebut, kita dapat mengetahui seberapa kuat dan kompleks medan magnet Matahari pada saat itu," ujarnya. 

Pada bulan Januari, para ilmuwan mengamati lebih dari 140 bintik matahari, ketika diperkirakan tidak lebih dari 63. Secara keseluruhan, jumlah bintik yang teramati telah melampaui angka prediksi selama 27 bulan berturut-turut. 

Suar Matahari juga tumbuh lebih sering dan lebih kuat. Pada 24 Maret, lontaran massa koronal 'siluman' menghantam Bumi tanpa peringatan, menciptakan badai geomagnetik bersejarah dan kuat yang membuat aurora besar terlihat di lebih dari 30 negara bagian Amerika Serikat. 

Fenomena langka lainnya —termasuk pusaran besar yang berputar-putar di sekitar kutub utara Matahari, air terjun plasma, tornado matahari yang mengamuk selama tiga hari— telah menjadi lebih umum, juga menunjuk ke puncak maksimum Matahari yang segera mendekat. 

Beberapa ilmuwan telah mengusulkan penggunaan terminator matahari yang terjadi pada akhir setiap minimum matahari setelah medan magnet matahari membalik, memberikan prediksi yang lebih akurat untuk siklus di masa depan.

Posisi pasien saat melakukan ST Scan

RS Puri Indah Hadirkan Teknologi CT Scan Canggih untuk Deteksi Dini Penyakit Jantung

Memahami pentingnya deteksi dini jantung, RS Pondok Indah-Puri Indah baru saja menghadirkan teknologi baru berupa CT Scan Revolution Apex Elite 512 Slice with AI.

img_title
VIVA.co.id
28 Mei 2024