Ustaz Asal Riau Ini Jadi Penceramah di Masjid Nabawi, Ada Keajaiban di Balik Prosesnya

Ustaz Ariful Bahri (UAB)
Sumber :
  • MCH 2024

Madinah – Pria asal Riau, Ustaz Ariful Bahri (UAB) rutin memberi kajian berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi, Madinah. Bagi jemaah haji yang tertarik mendengarkan penyampaiannya dapat mengunjungi pintu 19.

Gus Miftah Ngaku Rambutnya Pernah Ditawar Rp1,5 M oleh Pengusaha Jakarta

Dilansir dari Antara Senin, 27 Mei 2024 Laki-laki lulusan S1-S3 Universitas Islam Madinah (UIM) UAB mulai mengisi kajian di Masjid Nabawi pada 2019.

Di saat musim haji seperti sekarang ini, UAB fokus mengkaji seputar manasik haji dan hal lain yang ingin diketahui jemaah.

Ini Rencana Ustaz Dennis Lim untuk Berangkatkan Haji Penjual Es Viral, Sunhaji

Ustadz Ariful Bahri

Photo :
  • Himpunan Penyelenggara Umrah & Haji

Materi yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia membuat jemaahnya yang mayoritas orang Indonesia mudah mencerna penyampaian UAB.

Menag Nasaruddin Umar Laporan ke Prabowo Soal Masalah Haji hingga Pesantren

Diluar musim haji, UAB fokus menyampaikan materi seputar keutamaan atau keistimewaan kota Madinah dan sejarahnya.

Setiap hari, UAB rutin mengisi kajian tanpa libur. Kalau tidak sakit atau tidak sedan gada urusan di Kota Mekahh, dapat dipastikan ia mengisi kajian di masjid Nabawi.

Bahkan, dikabarkan saat kondisi tubuhnya demam, dia tetap memaksakan pergi ke Masjid Nabawi, sehingga hampir dikatakan tidak ada libur baginya, sekalipun di Hari Raya Idul fitri atau Idul Adha.

UAB juga mengisahkan awal mula dirinya dapat ditunjuk untuk mengisi kajian di masjid suci itu. Beliau mengisahkan, hal ini berawal saat ia sedang menempuh pendidikan S2 di UIM, pada 2019.

Saat itu pihak UIM diminta pengelola Masjid Nabawi untuk menyediakan mahasiswa yang secara keilmuan mumpuni dalam memberikan kajian di masjid yang dibangun Rasulullah SAW itu.

Ustaz Ariful Bahri (UAB)

Photo :
  • MCH 2019

Bahkan, UAB mengaku tidak tahu bagaimana proses seleksinya, karena secara tiba-tiba beliau diterima mengisi kajian di sana. Dia mengatakan tidak pernah mengisi atau menyerahkan berkas apapun serta tak mengikuti seleksi.

UAB menceritakan saat itu mendapat informasi melalui pesan aplikasi bahwa namanya tercatat sebagai mahasiswa yang lolos dalam program tersebut. Dia lalu diminta menghubungi seorang syekh di Masjid Nabawi.

“Waktu itu saya sedang libur di Indonesia. Maka, setelah Idul Adha langsung ke Madinah,” uangkap UAB.

Sesampainya di Madinah, beliau langsung menemui syekh yang dimaksud. Beliau kemudian diwawancarai terkait Bahasa Arab, hafalan Alquran dan sebagainya.

Karena itu, UAB menaggap kemudahan yang ia terima untuk mengisi kajian di Masjid Nabawi merupakan keajaiban atau karunia besar dari Allah SWT.

Setelah mengajar, Beliau merasa sangat senang dengan respons positif jemaah yang hadir di kajiannya. Bahkan, bukan dari Indonesia saja, ada juga jemaah dari Malaysia dan Brunei Darussalam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya