Hacker Bank Hasilkan US$1 Miliar Sejak 2013

Mata uang rubel
Sumber :
  • BBC News

VIVA.co.id - Jaringan hacker diprediksi berhasil mendapatkan sekitar US$1 miliar dari akun bank seluruh dunia yang diretas. Ini merupakan peretasan yang terbesar yang pernah terjadi, menurut perusahaan keamanan siber.

Kaspersky Lab memperkirakan, para peretas itu telah lama aktif dan berkeliaran di dunia maya. Mereka beroperasi sejak 2013 dan menginfeksi sekitar 100 bank dari 30 negara di dunia.

Cara kerjanya, menurut pihak Kaspersky, para hacker akan mencari cara untuk mengakses komputer bank yang ditarget. Mereka melakukannya dengan skema phisingm atau pun metode lain. Mereka memindai sistem bank selama berbulan-bulan, mengambil tangkapan layar, bahkan video milik pegawai melalui komputer mereka.

"Ketika hacker mulai mengenali operasional bank, mereka menggunakan pengetahuan itu untuk mencuri uang tanpa menimbulkan kecurigaan, memprogram ATM untuk mengeluarkan uang dalam kurun tertentu, atau membuat akun palsu dan mentransfer uang ke mereka," ujar peneliti keamanan siber dari Kaspersky Lab, Vicente Diaz, seperti dikutip dari CBC, Senin 16 Februari 2015.

Agar tidak menimbulkan kecurigaan, kata Diaz, para peretas membatasi jumlah uang yang mereka curi, hanya sekitar US$10 juta untuk setiap bank yang ditargetkan. Dalam salah satu kasus, sebuah bank bisa kehilangan US$7,3 juta melalui penipuan ATM, sedangkan yang lainnya bisa kebobolan US$10 juta, karena eksploitasi platform online suatu bank.
 
Serangan itu termasuk tidak biasa, karena yang ditargetkan adalah banknya langsung, bukan pemilik akun, atau informasi nasabah. Tujuannya dipastikan benar-benar untuk memperkaya diri, bukan untuk mata-mata.

"Dalam kasus ini, mereka tidak tertarik dengan informasi. Mereka hanya tertarik dengan uang. Mereka fleksibel dan sangat agresif," kata Diaz.

Berdasarkan data Kaspersky, kebanyakan target bank berasal dari Rusia, Amerika, Jerman, Tiongkok dan Ukraina. Sedangkan hacker yang teridentifikasi kebanyakan berasal dari Asia, Timur Tengah, Afrika dan Eropa. (asp)

Ini Bukti Sistem Keamanan Informasi RI Lemah


Baca juga:

Cegah Cyber Crime, Pekerja IT BEI Bakal Disertifikasi
Kantor Yahoo di AS

Hacker Jajakan 200 Juta Akun Pengguna Yahoo

Dijual di dark web seharga 3 bitcoins.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016