Sumber :
- staztic.com
VIVA.co.id
- Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku terus berupaya untuk membendung kehadiran ISIS, terutama dari dunia maya. Sayangnya, pergerakan ISIS di internet lebih sulit dideteksi ketimbang pornografi.
"Karena kalau pornografi, itu kan komersial, bisnis. Jadi
keyword-
nya gampang. Kalau sudah ada X tiga kali atau kata yang berkaitan,
crawling keyword-
nya lebih mudah," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, usai seminar '4G dan
Rich Content
' di Balai Kartini, Jakarta, Selasa 24 Maret 2015.
Menurut Rudi, hal inilah yang membuat ISIS lebih sulit untuk dideteksi penyebarannya di dunia maya. Radikalisme atau terorisme, kata dia, bisa menggunakan nama situs yang bermacam-macam.
Baca Juga :
AJI Minta Pemblokiran 11 Situs Diuji Pengadilan
Baca Juga :
Pemerintah Kesulitan Atasi Website Bahrun Naim
"YouTube kan Google. Google kantornya ada di sini. Kalau ada apa-apa, ya tinggal ke situ saja. Kita sudah koordinasi kok. Contohnya kemarin, ada video soal anak ISIS, dalam hitungan jam sudah bisa hilang. Dibantu YouTube. Itu bagus, kok," jelas dia.
Seperti diketahui, ISIS memang sangat memanfaatkan media sosial dan dunia maya untuk menyebar paham terorisme mereka. (ase)![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"YouTube kan Google. Google kantornya ada di sini. Kalau ada apa-apa, ya tinggal ke situ saja. Kita sudah koordinasi kok. Contohnya kemarin, ada video soal anak ISIS, dalam hitungan jam sudah bisa hilang. Dibantu YouTube. Itu bagus, kok," jelas dia.