Sumber :
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menegaskan sistem voting elektronik (e-voting) aman untuk dilaksanakan. Sistem e-voting besutan BBPT dijamin aman sepenuhnya dari upaya peretasan maupun perusakan data.
"Ya, ini aman. Peretasan kan (terjadi) kalau prosesnya online. Ini kan enggak," ujar Andrari Grahitandaru, Kepala Program e-Services, usai Diskusi Nasional Inovasi TIK di Aula BPPT, Jakarta, Selasa 8 September 2015.
Baca Juga :
Terpopuler: Deretan Negara dengan Janda Terbanyak di Dunia hingga Resep Gampang Gulai Tunjang
Baca Juga :
Terpopuler: Rio Reifan Ditangkap karena Kasus Narkoba hingga Zita Anjani Pamer Starbucks di Mekkah
"(Waktu pengiriman data) itu terlalu cepat (untuk diretas). Peretasan kan juga harus dilakukan berkali-kali," kata Unggul.
Andrari menambahkan, guna memastikan keandalan sistem e-voting, BPPT telah mengantisipasi fungsi dari semua perangkat yang digunakan dalam e-voting. Dari sisi perangkat keras, BPPT bekerja sama dengan penyelenggara pemilihan, yaitu KPU dan badan sertifikasi guna menguji kelayakan perangkat.
Selain itu, dari sisi pengawasan, sistem e-voting akan melibatkan Badan Pengawas Pemilu.
"Jadi semua perangkat elektronik itu kan ada lock file. Ini merupakan alat khusus yang dikirim ke pengawas yang memonitor sejauh mana e-voting di TPS. Jadi lock file itu dikirim ke Bawaslu dan hasilnya dikirim ke KPU," kata Andrari.
Sistem yang diperkenalkan BPPT ini diklaim berbeda dengan e-voting yang ada di luar negeri, yang selalu terhubung jaringan online.
"Makanya, persoalannya pasti soal peretasan hacker lagi. Makanya kita bikin offline," kata dia. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Andrari menambahkan, guna memastikan keandalan sistem e-voting, BPPT telah mengantisipasi fungsi dari semua perangkat yang digunakan dalam e-voting. Dari sisi perangkat keras, BPPT bekerja sama dengan penyelenggara pemilihan, yaitu KPU dan badan sertifikasi guna menguji kelayakan perangkat.