Ekonomi Lesu Tak Pengaruhi Pertumbuhan Mobile Advertising RI

Fitur baru Google Translate
Sumber :
  • iDownload
VIVA.co.id
- Managing Director Platforms dari Omnicom Media Group (OMG), Aswin Regawa, mengungkapkan mobile advertising tak terpengaruh dengan kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini sedang lesu.


Menurut dia, masyarakat masih getol mengincar smartphone keluaran terbaru. Daya beli masyarakat terhadap ponsel itulah yang berdampak pada mobile advertising yang tetap melaju.


"Meski ekonomi Indonesia sedang tidak sehat seperti tahun lalu tapi jumlah belanja ponsel masih tinggi. Itu belum bicara soal iklan. Saat ini, mobile advertising masih konsisten stabil," ujar Aswin di Jakarta, Rabu 23 September 2015.

Studi: Pengguna Twitter Kaum Atas dan Penghasilan Tinggi

Aswin melanjutkan, ketika direfleksikan ke belanja iklan, faktor smartphone memang tidak memberikan pengaruh peningkatan sampai dua kali lipat. Namun tetap saja hal itu tidak cukup berpengaruh terhadap mobile advertising yang kondisinya dianggap masih stabil.
Jurus Asosiasi Iklan Percepat Belanja Iklan Digital


2016, Belanja Mobile Advertising Capai Rp130 Miliar
"Indonesia lagi krisis. Maksudnya, ekonomi sedang tidak sehat tapi belanja iklan masih konsisten, seperti tidak terjadi apa-apa," ungkap dia.

Kunci Sukses


Aswin mengungkapkan ada beberapa kunci kesuksesan dalam menerapkan iklan di mobile advertising. Hal itu diketahui setelah dilakukan riset yang mendalam tentang iklan di ponsel.


Pertama, iklan yang ditampilkan itu harus berbentuk personal. Pasalnya, dalam riset yang dilakukan OMG, konsumen menyenangi iklan yang bersifat pribadi.


"Ada 77 persen konsumen itu ingin iklan yang lebih personal atau pesan yang disampaikan itu pribadi. Misalnya, iklan itu menyampaikan selamat ulang tahun, menyapa terlebih dahulu, tahu jenis kelamin konsumennya, dan kategori umurnya," ujar Aswin.


Lalu, lanjut dia, 60 persen responden menginginkan iklan tersebut harus menghibur atau mengandung entertainment. Hal itu lebih manjur, ketimbang harus mengutamakan jualan produknya.


"48 persen responden mengatakan iklan tersebut harus bisa berinteraksi dengan konsumen. Jadi, iklan itu jangan hanya satu arah tapi kalau bisa dua arah," kata Aswin.


Saat ini dan beberapa tahun ke depannya, mobile advertising menjadi media yang paling efektif untuk pemasangan iklan. Pasalnya, hal itu berkat dari penetrasi smartphone yang kian melejit di Indonesia.


"Ada 39 responden yang tak kuat untuk meninggalkan ponselnya, mereka selalu berbekal powerbank atau mencari tongkrongan yang ada colokan. Bahkan 60 persennya lebih memilih ketinggalan dompet, ketimbang ponsel," tutur Aswin.


Dan juga, tambah dia, 74 persen responden mengungkapkan bahwa perangkat alat komunikasi itu sangat bermanfaat ketika dilanda rasa bosan, baik karena menunggu atau terjebak macet.


"Gadget itu buat mereka killing time, dan bisa menghilang rasa penat. Seperti saat ini, banyak yang menggunakan ponsel saat sedang menunggu," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya