Riset: Media Online Kini Rujukan Utama Pengambil Kebijakan

Indonesian Digital Association (IDA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Lembaga riset independen, GfK Indonesia, mengungkapkan smartphone menjadi lini pertama dalam mencari berita online dengan persentase sebesar 96 persen. Bahkan, berita online banyak dikonsumsi oleh kalangan umur 33-42 tahun, yang rata-rata merupakan orang pengambil kebijakan.

Menteri Ini Bilang Google Sepakat Bayar Rp1,5 Triliun Tiap Tahun

Media online yang mengungguli wadah informasi lainnya, seperti televisi (91 persen), koran (31 persen), radio (15 persen), dan komputer (10 persen).

"Kebanyakan yang berdasarkan temuan kami yang membaca media online itu rata-rata SES A (Social Economy Status A/Kalangan atas) dengan umur sekitar 33-42 tahun dan dari mayoritas dari kalangan pria," ujar Direktur Media GfK Indonesia, Robin Muliady saat workshop media Indonesia Digital Associtation (IDA) di Senayan, Jakarta, Selasa malam, 12 April 2016.

Pasien Sering Googling Informasi Ini Sebelum ke Rumah Sakit

Para kalangan urban yang mengomsumsi berita online, dilihat dari kategori beritanya, maka berita hiburan masih berada di posisi teratas dengan persentase 73 persen. Disusul isu sosial ( 70 persen) politik dan pemerintahan (49 persen), olahraga (48 persen), religi (32 persen), dan sains teknologi (30 persen).

Robin menjelaskan, para pembaca informasi di dunia maya ini dari Senin sampai Jumat, mereka membacanya pada pukul 12.00-15.00 WIB. Sedangkan hari Sabtu, rata-rata menghabiskan konsumsi berita online dari pukul 12.00-18.00 WIB.

Riset: Pelajar Indonesia, Pengguna Teknologi Tertinggi di Dunia

"Berbeda dengan pada hari Minggu, mereka membacanya lebih lama, dari pukul 12.00-21.00 WIB," imbuhnya.

Riset GfK ini menggunakan metodologi dengan mengambil sampel sebanyak 1.521 panelis dengan pendekatan melalui software LeoTrace dan 775 responden pelanggan survei di lima wilayah, yakni Jakarta, Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Riset dilakukan pada kurun waktu Oktober-November 2015, dengan mengambil responden dari pria dan wanita umur 13-55 tahun dari kalangan Status Sosial Ekonomi (SEC) ABC.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya