Email Andalan Edward Snowden Diluncurkan Kembali

Seorang pemrotes di Berlin tunjukkan topeng bergambar Edward Snowden
Sumber :
  • REUTERS/Thomas Peter/Files

VIVA.co.id – Lavabit, sebuah layanan email terenkripsi yang pernah digunakan oleh Edward Snowdern, kali ini mulai diluncurkan kembali. Artinya, semua orang akan bisa merasakan kokohnya ‘tembok’ email pengguna dari serangan peretas.

Edward Snowden Lega Diberi Kewarganegaraan Rusia oleh Putin

"Ini adalah langkah pertama dalam perjalanan yang sangat panjang," ujar Pendiri Lavabit, Ladar Levision dikutip dari Business Insider, Selasa 24 Januari 2017.

Menariknya, peluncuran kembali Lavabit ini bertepatan dengan hari pelantikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Jumat pekan lalu.

Edward Snowden Sah Jadi Warga Rusia, Langsung Ikut Wajib Militer?

"Hari ini adalah peresmian presiden di Amerika Serikat, hari ini kami mengaktifkan salah satu tradisi demokrasi paling sakral bagi kami, transisi kekuatan. Terlepas dari watak politik seseorang, mengakui nilai-nilai kebebasan, keadilan, dan kemerdekaan yang dijamin oleh konstitusi kita," tutur Levision.

Untuk itu, ia sengaja meluncurkan kembali Lavabit pada masa peralihan dari kepemimpinan dari Barack Obama ke Donald Trump.

Skandal Data Bocor, Edward Snowden Sindir Bos Facebook

"Ini adalah alasan mengapa saya memilih hari ini untuk meluncurkan kembali Lavabit," ucapnya.

Awalnya, Lavabit belum dibuka kepada pengguna baru. Layanan email itu hanya untuk pengguna lama yang ingin mengaktifkan kembali akunnya. Snowden beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan, akan menghidupkan kembali akunnya di Lavabit.

"Untuk menunjukkan dukungan keberanian mereka," ujar Snowden.

Penutupan layanan Lavabit beberapa waktu lalu dilakukan karena dampak domino dari terkuaknya kasus Snowden, yang merupakan mantan kontraktor dari NSA, buronan pemerintah AS. Snowden mencuri ribuan dokumen rahasia negara tentang program mata-mata Amerika Serikat terhadap berbagai negara.

Setelah mencuri ribuan dokumen pada 2013, Snowden ketahuan menggunakan Lavabit. Maka pada 2014, Badan Keamanan AS (NSA) menuntut penyedia layanan untuk menyerahkan kunci enkripsi email itu dalam rangka membantu peneliti membaca pesan pribadi 410 ribu pengguna Lavabit.

Namun permintaan otoritas AS itu ditolak tegas oleh Levison. Dia mengatakan, ketimbang mematuhi pengadilan untuk membuka enkripsi, Levison memilih menutup perusahaan Lavabit sepenuhnya.

"Apa yang kami harapkan adalah bahwa pada akhir tahun ini kami lebih aman dari aplikasi pesan enkripsi lainnya di luar sana di pasaran," jelas Levision usai peluncuran kembali Lavabit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya