Bocah 11 Tahun Pukau Ahli Keamanan Siber, Meretas Boneka

Teddy Bear Termahal
Sumber :
  • www.applepiehouse.com

VIVA.co.id – Ahli keamanan siber dari seluruh dunia berkumpul di The Hague beberapa waktu lalu. Kehadiran seorang bocah berusia 11 tahun di acara itu cukup membuat mereka terpana.

Asri Welas Ungkap Pernah Jadi Korban Pembobolan Rekening, Saldo Dikuras Sampai 0 Rupiah

Bocah bernama Reuben Paul itu menunjukkan betapa mudahnya meretas sebuah mainan, entah itu mobil-mobilan sampai boneka sekalipun. Hanya dengan memanipulasi bluetooth pada robot Teddy Bear, boneka itu bisa menjadi senjata yang ampuh.

Dilansir melalui The Guardian, Paul, yang masih duduk di bangku kelas enam SD di sekolah Austin, Texas, mengatakan bahwa semua perangkat sangat rentan untuk diserang. Mulai dari pesawat sampai mobil pintar, mulai dari smartphone hingga rumah pintar.

BNI Ajak Nasabah Terapkan 6 Langkah Jitu Hindari Kejahatan Siber saat Transaksi
Pakai Kripto sebagai Alat Pembayaran, Pengusaha Rental Mobil di Bali Dicokok Polisi

"Apa saja, sampai mainan anak, bisa menjadi bagian dari Internet of Things (IOT). Terminator sampai Teddy Bears, mainan anak bisa dijadikan senjata. Hampir semua perangkat berbasis IOT memiliki bluetooth. Saya bisa terhubung dengan bluetooth kemudian tersambung, lalu mengirimkan perintah, hanya dengan merekam audio dan memainkan perangkatnya," ujar Paul.

Dia mendemonstrasikan kehebatannya itu dengan menggunakan boneka beruang yang ada di tangannya, yang menyambungkan sistem cloud melalui wifi dan bluetooth untuk menerima serta mengirimkan pesan. Dalam menjalankan aksinya, dia menggunakan laptop yang bernama Raspberry Pi, yang hanya seukuran kartu kredit.

Sebelum terkoneksi dengan boneka beruang, Paul memindai keberadaan semua bluetooth yang ada di ruangan untuk kemudian mengunggah semua nomor telepon yang ada di seluruh ruangan, termasuk para petinggi yang datang. Ini makin membuat para peserta workshop semakin berdecak kagum.

Paul pun mulai meretas boneka beruangnya menggunakan bahasa komputer bernama Python, lewat salah satu nomor peserta yang tadi terlacak olehnya.

Paul menjelaskan jika teknik ini bisa digunakan untuk mencuri informasi seperti password, memata-matai anak-anak di rumah yang ditargetkan, atau mengaktifkan GPS untuk mencari tahu keberadaan orang yang diincar.

"Bahkan boneka ini bisa mengirimkan pesan singkat, 'temui aku di lokasi ini dan saya akan menjemputmu'. Pesan ini bisa dikirim dari nomor orang tua yang telah diretas, ditujukan untuk menjebak anak mereka," kata Paul.

Semua berdecak kagum melihat demo yang dilakukan Paul, termasuk ayah Paul yang ada di lokasi yang sama. Ayah Paul yang bernama Mano Paul, ternyata juga seorang ahli informasi teknologi.

Ilustrasi kejahatan siber.

3 Ways to Anticipate Cyber Crime Threats

The Deputy Minister of Communications and Informatics Nezar Patria reminded the public to strengthen personal data protection to anticipate the threat of cyber crime.

img_title
VIVA.co.id
3 April 2024