BPOM: Booster Sinopharm Tingkatkan Antibodi Hingga 8,4 Kali Lipat

Vaksinasi booster untuk lansia (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA – Badan Pengawas Obat dan Makanan secara resmi menerbitkan izin penggunaan darurat bagi vaksin Sinopharm sebagai vaksin booster, pada 2 Februari 2022 lalu. Ini menjadi vaksin keenam, yang direkomendasikan sebagai penguat atau booster di Indonesia.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Vaksin Sinopharm yang dikenal dengan nama SARS-Cov-2 Vaccine (Vero Cell), Inactivated, dan hasil produksi Beijing Bio-Institute Biological, China ini, merupakan vaksin booster jenis homolog

Kepala Badan POM, Penny K Lukito mengatakan bahwa booster homolog Sinopharm diperuntukkan bagi yang berusia dewasa 18 tahun atau lebih, dan yang telah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya enam bulan.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

“Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan, mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas.” ujarnya, dikutip dari laman resmi BPOM Kamis 17 Februari 2022.

Vaksin Sinopharm.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Penny menuturkan, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster pada umumnya dapat ditolernasi dengan baik, dari segi frekuensi, tingkat keparahan reaksi sampingan, atau kejadian yang tidak diharapkan setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.

Dilihat dari sisi Imunogenisitas, ia menyebut bahwa booster Sinopharm bisa meningkatkan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat.

“Dari aspek Imunogenisitas, peningkatan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster. Respons imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi, dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya