Huawei Curhat Sempat Tersungkur di Pertengahan 2019

Logo Huawei.
Sumber :
  • Instagram/@viktorijanikolovskamk

VIVA – Deputy Country Director Huawei CBG Indonesia, Lo Khing Seng mengaku Huawei mengalami penurunan pendapatan saat mereka dimasukan kedalam daftar hitam oleh pemerintah Amerika Serikat. 

5 Motor Baru Harley-Davidson Resmi Meluncur, Harga Mulai Rp800 Jutaan

"Ada pengaruhnya. Harusnya lebaran, Mei-Juni 2019 bisa jual dobel, tapi jadi enggak seperti yang diharapkan. Itu terjadi karena banyak berita tidak benar. Padahal semua perusahaan pause," katanya di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 25 September 2018.

Perusahaan-perusahaan yang berbasis di negeri Paman Sam terpaksa menghentikan kerja sama untuk sementara, karena peristiwa ini jadi yang pertama bagi sebuah negara melakukan pemblokiran terhadap sebuah bisnis.

Seberapa Penting Budaya Clock in dan Clock Out Karyawan Dorong Kinerja Perusahaan? Ini Penjelasannya

Perusahaan harus pause untuk bisa membedakan mana bisnis yang legal dan mana yang tidak diperbolehkan oleh negaranya. Menurut Lo, saat itu pemberitaan yang dikeluarkan begitu kacau hingga membuat keuntungan Huawei menurun, terutama isu tentang ketiadaan Google. 

"Kita akhirnya beri jaminan, kalau beli Huawei lalu konsumen tidak mendapat itu, kita akan buy back. Program ini kita extend sampai akhir tahun, tentu dengan jaminan spesifikasi ponsel kita yang mumpuni," ujarnya. 

IISM dan Indonesia Cold Chain Expo 2024 Tawarkan Inovasi Teknologi Rantai Pasokan Bisnis makanan

Meski mengalami saat sulit, ternyata jaminan yang mereka berikan ke konsumen menarik perhatian dan berhasil memperbaiki angka penjualan pada Juli 2019. Bahkan diklaim jadi yang paling tertinggi di tahun ini. 

Direktur Sales PT Sentul City Tbk (BKSL), Hartan Gunadi

Sentul City Serah Terima Unit Hunian Lebih Cepat, Jaga Kepuasan Konsumen

PT Sentul City Tbk (BKSL) melakukan serah terima unit hunian Spring Valley, Sentul City kepada konsumen lebih cepat dari jadwal

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024