Begini Cara Bisnis Restoran agar Bisa Bertahan di Masa Pandemi

Ilustrasi restoran
Sumber :
  • Pixabay/Peter H

VIVA – Industri food and beverages atau FnB menjadi salah satu sektor yang mengalami dampak parah, saat pandemi melanda. Hal ini terutama dialami oleh bisnis yang skalanya sudah besar, seperti restoran dan lounge.

Airlangga: Negara Anggota OECD Akui Leadership RI di ASEAN dan G20

Masyarakat lebih memilih untuk menyantap hidangan di rumah saja, menghindari datang ke tempat makan agar tidak perlu melakukan kontak dengan orang lain. Sementara, bisnis FnB lebih banyak bergantung pada tatap muka.

Chief Executive Officer Esensi Solusi Buana, Gunawan Woen mengatakan, penurunan penjualan paling besar terlihat saat Pembatasan Sosial Berskala Besar di bulan April dan mulai menunjukan tren positif setelah PSBB mulai dilonggarkan.

Aset Kripto Jadi Salah Satu Strategi Pengembangan Ekonomi Digital RI, Ini Penjelasannya

“Namun, penjualan tersebut belum pulih ke kondisi normal, karena sebagian besar hanya dapat memulihkan sekitar 40 hingga 50 persen dari penjualan normal mereka,” ujarnya di Jakarta, Senin 11 Januari 2021.

Kunci utama bisnis di masa pandemi, kata Gunawan adalah tranformasi ke ranah digital, dan hal itu harus dilakukan secepat mungkin agar perusahaan tetap bisa bertahan. Namun, ada faktor lain yang juga dibutuhkan oleh pengusaha.

Penetrasi Asuransi di RI Masih Rendah, MSIG Life Genjot Inovasi Kesehatan dan Digital

Itu sebabnya, ESB sebagai food technology startup bekerja sama dengan perusahaan finansial teknologi Xendit, membantu para pelaku bisnis FnB terutama restoran melakukan transisi dan mengalihkan penjualannya secara online.

Co-Founder dan COO Xendit, Tessa Wijaya menjelaskan bahwa ada beberapa strategi yang bisa dilakukan bisnis restoran di masa pandemi agar dapat terus bertahan.

Ia menyarankan pemilik bisnis untuk untuk berbincang dengan pelanggan dan mengerti kebutuhan mereka, serta menyederhanakan proses bisnis. Satu lagi yang tidak kalah penting, yakni memberi pengalaman yang baik pada konsumen meski tidak bertatap muka secara langsung.

“Agar bisa memberikan customer experience yang menyeluruh, pembayaran juga menjadi hal yang yang sangat krusial untuk diperhatikan. Jangan sampai pelanggan tidak menyelesaikan pembelian karena tidak ada metode pembayaran yang sesuai dengan keinginan mereka.” ungkapnya.

Memakai teknologi Xendit, restoran yang memilih untuk menggunakan ESB dapat menerima pembayaran menggunakan kartu debit dan kredit, transfer bank melalui virtual account, hingga bertransaksi via e-wallet seperti OVO, Dana dan LinkAja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya