Perusahaan Harus Berbenah Total

Qlue.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Era pandemi COVID-19 mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan dunia. Hal ini membuat transformasi digital menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Berdasarkan survei yang dirilis oleh Gartner, secara global permintaan produk digital mengalami peningkatan hingga 83 persen pada tahun ini.

Para pelaku bisnis dunia juga telah menyesuaikan untuk meningkatkan pengeluaran di sektor teknologi informasi hingga 7 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Keberadaan teknologi-teknologi baru seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), internet of things (IoT), 5G, dan Blockchain bisa ikut dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berkat fleksibilitas pilihan dan nilai investasi yang terjangkau.

Qlue, penyedia ekosistem kota pintar (smart city), mendorong transformasi digital untuk industri di Indonesia. Salah satu aspek penting dari transformasi digital adalah mengintegrasikan sistem pengawasan di perusahaan-perusahaan demi operasional bisnis yang efisien.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

Hal ini sejalan dengan denyut perekonomian nasional yang mulai terasa seiring dengan pemulihan aktivitas dunia usaha di era pandemi COVID-19. Pendiri dan Kepala Eksekutif Qlue Rama Raditya mengatakan transformasi bisnis merupakan suatu hal yang tidak dapat dibendung.

Sebab, cepat atau lambat, kebutuhan teknologi digital perusahaan akan semakin tinggi untuk menyesuaikan dengan tren yang berkembang di pasar. Hal itu membuat perusahaan yang cepat bertransformasi akan bisa memanfaatkan ceruk pasar yang semakin membesar.

Dalam pengembangan teknologinya, Qlue memiliki solusi smart city yang fleksibel, di mana platform mereka dapat mengimplementasikan teknologi pengolahan data pada komputasi awan atau cloud computing, komputasi tepi atau edge computing, serta data center bersifat on-premise atau kombinasi diantaranya.

"Salah satu solusi agar suatu bisnis bisa berjalan secara optimal dan efisien tentu harus ada sistem pengawasan yang terintegrasi. Pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan IoT juga terbukti membuat operasional perusahaan jadi efisien hingga 70 persen jika menggunakan solusi Qlue," kata Rama, Senin, 8 November 2021.

Pada kesempatan yang sama, Country Product Manager Hewlett-Packard Enterprises (HPE) Pungky Sulistyo menambahkan jika komputasi awan memiliki keunggulan dalam aspek pengelolaan dan pendistribusian data yang lebih cepat.

Teknologi komputasi awan yang dikembangkan oleh HPE merupakan teknologi yang berbasis edge computing, dengan mengubah mekanisme pengawasan dari hilir menjadi ke hulu.

"Kami mencatat pemanfaatan teknologi edge computing bisa mendorong efisiensi perusahaan dalam aspek biaya operasional hingga 50 persen. Dengan memindahkan sistem analisis di awal, maka sistem pengawasan secara operasional bisa lebih cepat memberikan notifikasi sehingga prosesnya bisa lebih efektif dan bersifat antisipatif," papar Pungky.

nn
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya