- Pixabay
VIVA – Salah satu masalah yang dialami oleh semua kota di dunia, yakni sampah. Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, total sampah nasional pada tahun lalu mencapai 68,5 juta ton dan 17 persennya merupakan jenis plastik.
Menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Akhir bukan hanya karena masih tingginya ketergantungan orang pada kemasan sekali pakai, namun juga minimnya proses pemilahan yang dilakukan oleh mereka. Semua ditumpuk menjadi satu, lalu diserahkan kepada petugas sampah.
Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, Indodax yang merupakan perusahaan crypto exchange menjalin kerja sama Corporate Social Responsibility dengan Jangjo, perusahaan startup manajemen sampah modern.
Chief Executive Officer Indodax, Oscar Darmawan mengatakan bahwa perusahaannya akan terus berupaya untuk menerapkan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG), khususnya di bidang lingkungan yang mana isu ini sedang hangat dibicarakan.
CEO Indodax, Oscar Darmawan
- Dok: Indodax
“Agendanya yaitu pengangkutan sampah pilah dari kantor Indodax, kemudian dibawa oleh pihak Jangjo untuk proses daur ulang. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Indodax terhadap lingkungan,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Rabu 25 Mei 2022.
CEO dan salah satu pendiri dari Jangjo, Joe Hansen menuturkan bahwa kerja sama ini dibangun karena latar belakang yang kuat terkait isu sampah nasional.
“Pengelolaan yang belum optimal dan sampah yang tidak terpilah, membuat sampah semakin menumpuk. Pemilahan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sampah yang dikirim ke TPA, untuk menggenjot sampah yang didaur ulang,” tuturnya.
Oscar mengungkapkan, perusahaan yang baik adalah yang juga peduli kepada lingkungan dan sosial di sekitarnya.
“Kami di Indodax percaya setiap langkah kecil yang dimulai, bisa memberikan dampak besar untuk lingkungan kita”, ungkapnya.
