Persaingan Makin Sengit, Pemanfaatan Teknologi Terus Digenjot

Direktur Pelaksana TIKI Trie Maulana Apriyanto.
Sumber :
  • TIKI/VIVA

VIVA Tekno – Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$77 miliar (Rp1.183 triliun) pada 2022, atau meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

Hal ini disampaikan Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporan e-Conomy SEA 2022. Pertumbuhan ini diprediksi bakal terus menggeliat lebih dari tiga kali lipat mencapai US$130 miliar (Rp1.997 triliun) di 2025.

Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh dan tetap menjadi yang terbesar di Asia Tenggara hingga 2030.

Volume Transaksi BRImo Capai Rp 1.251 Triliun di Kuartal I-2024

Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital menjadi lebih cepat dan memaksa perusahaan untuk mengubah dan mencari cara baru dalam menjalankan bisnis dan berinteraksi dengan konsumen.

Di tengah kondisi ekonomi dunia yang cukup menantang saat ini, transformasi digital menjadi salah satu faktor penentu yang akan membantu pelaku bisnis dari semua jenis industri untuk menjadi lebih produktif, efisien, dan aman.

Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

Dalam proses digitalisasi yang terjadi saat ini ada tiga komponen yang terkait. Pertama, terkait dengan pelanggan. Kedua, proses. Ketiga, terkait dengan mitra-mitra penunjang atau jaringan.

Sorot Jasa kurir - tiki

Photo :
  • Twitter.com/@IdTiki

Perusahaan bergerak di bidang jasa kurir dan logistik, PT Citra Van Titipan Kilat tidak menampik sedang menghadapi persaingan yang kian sengit. Mulai dari pandemi Covid-19 hingga digitalisasi.

Bicara era digital, perusahaan yang dikenal dengan sebutan TIKI itu telah menyediakan produk dan layanan berbasis teknologi untuk memberikan kemudahan akses bagi konsumen.

Direktur Pelaksana TIKI Trie Maulana Apriyanto membeberkannya kepada VIVA Tekno.

Menurutnya, TIKI terus mentransformasi bisnisnya dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan ketahanan bisnis yang berorientasi pada kenyamanan dan kepuasan pelanggan.

Bahkan, pada masa pandemi pun, Trie mengaku kalau TIKI tetap berinovasi meluncurkan beberapa produk dan layanan terbaru melihat kebutuhan jasa pengiriman yang semakin mendesak dan semakin menjadi pilar utama dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat mengingat terjadinya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Kami memiliki mobile app yang bernama TIKI yang tersedia di Android dan App Store. Jadi, seluruh transaksi mulai dari cek ongkir, booking, dan tracking dapat dilakukan di aplikasi ini," ungkap pria murah senyum tersebut.

Sorot Jasa kurir - tiki

Photo :
  • Twitter.com/@IdTiki

Bukan itu saja. Trie, yang memiliki rekam jejak lebih dari 25 tahun di industri logistik, mengaku juga memiliki teknologi back-end yang mencakup smart control tower untuk kegiatan customer service.

Adapun, smart control tower berfungsi untuk menganalisa data operasional secara real-time sehingga membantu manajemen melakukan pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran.

Dengan smart control tower memungkinkan TIKI mengetahui jumlah paket terkirim, terlambat atau tidak terkirim setiap harinya dari seluruh cabang, produktivitas tiap individu kurir dalam mengirim paket dan pemetaan kinerja gerai.

Memaksimalkan teknologi adalah bagian dari lima pilar transformasi bisnis TIKI. "Empat lainnya yaitu customer (pelanggan), networking (jaringan), process (proses), serta human resource (sumber daya manusia/SDM)," jelas Trie, seraya menegaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya