Belum Bagi Hasil, Uber Belum Dapat Pemasukan

Juru bicara Uber, Karun Arya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Amal Nur Ngazis

VIVA.co.id - Perusahaan teknologi aplikasi transportasi, Uber, mengaku sampai saat ini belum bisa mendapatkan pemasukan. Perusahaan aplikasi asal San Francisco, Amerika Serikat, itu masih fokus untuk menanamkan investasi bisnisnya di Indonesia.

Namun, sebagai perusahaan, Uber ingin segera mendapatkan pemasukan dan selanjutnya mengeruk keuntungan.

Karun Arya, Juru Bicara Uber untuk Asia Selatan, Asia Tenggara dan India, kepada VIVA.co.id mengatakan Uber rela belum untung demi bisnis mereka berkembang.

"Kami saat ini belum menghasilkan pendapatan, mitra kami yang menghasilkan uang," kata Karun di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis 17 September 2015.

Dikatakan Karun, perusahaan belum mendapatkan pemasukan karena saat ini belum menerapkan sistem bagi hasil kepada sopir mitra bisnisnya.

Dia mengatakan dalam standar bisnis global Uber, sistem bagi hasilnya yaitu 80 persen untuk para sopir dan 20 persen untuk Uber. Tapi, saat ini model bisnis yang dikembangkan di Indonesia 100 persen hasilnya diserahkan ke sopir.

"Karena ini adalah murni investasi kami agar menumbuhkan bisnis ini," katanya.

Tapi, Uber akan segera mendapatkan pemasukan setelah perusahaan ini menanamkan modal asing di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Karun mengatakan dalam dua pekan, proses penanaman modal asing di BKPM akan segera rampung.

Uber mengurus izin Penanaman Modal Asing (PMA) di BKPM tujuannya dengan tujuan membangun badan hukum dan perusahaannya akan menjadi perseroan terbatas (PT). Dengan menjadi PT maka Uber akan membayar pajak.

Karun mengatakan sistem bagi hasil segera diterapkan di Indonesia setelah proses penanaman modal asing selesai.

"Tapi, setelah kami PMA, kami investasi ke sini, bisa kembali ke 20 persen," ujarnya.

Semenjak beroperasi pada Agustus 2014, perusahaan asal San Francisco, Amerika Serikat, itu mengaku telah memiliki 6.000 mitra pengemudi. Dari tiga kota yang disasar, Jakarta, Bandung, dan Bali (Denpasar), Jakarta menjadi kota yang paling banyak mitra pengemudinya. (one)

Naik Uber dari Kasablanka ke Setiabudi, Bayarnya Rp595 Ribu!
Ilustrasi Layanan taksi berbasis aplikasi online, Uber.

Jarak Dekat Bayar Rp595 Ribu, Uber Minta Maaf ke Pelanggan

Uber telah menghukum sopir UberX.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016