Pakai Beras Nuklir Sidenuk, Indonesia Tak Perlu Impor

Perbandingan varietas padi Sidenuk (kiri) dan padi lokal Sulawesi (kanan)
Sumber :
  • Instagram/@badan_tenaga_nuklir_nasional

VIVA – Badan Tenaga Nuklir Nasional pada tahun lalu telah mengenalkan varietas padi Inpari Sidenuk alias Si Dedikasi Nuklir atau Sidenuk kepada para petani di sejumlah daerah. Varietas padi ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu tahan terhadap hama penyakit, dan berumur pendek.

Seribu Ton Beras Impor Masuk Pulau Sumbawa, Anggota DPR: Mencekik Petani

Varietas padi Inpari Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir) merupakan varietas unggul padi hasil inovasi yang menggunakan teknologi nuklir dan telah memperoleh sertifikasi dari Kementerian Pertanian. Selain produktivitasnya tinggi yang mencapai 8-9 ton/ha, masa tanamnya hanya 110 hari dan tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat (WBC) serta rasa nasinya lebih pulen.

Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Batan, Hendig Winarno meyakini, varietas padi Sidenuk memiliki hasil panen yang lebih bagus dan melimpah dibandingkan dengan padi varietas yang lain. Setidaknya, kata dia, jika ditanam di atas tanah 10.000 hektare, akan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Faisal Basri di Sidang MK: Beras Kurangnya 600 Ribu Ton Tapi Impornya 3 Juta

"Harapan ke depannya tentu saja tidak hanya 2.000-3.000 hektare saja, namun lebih luas lagi. Biar kebutuhan orang Indonesia bisa tercukupi dengan beras kami, enggak usah impor lagi. Minimal berkurang angkanya," katanya di Jakarta, Rabu 23 Januari 2019.

Mengenai impor, BATAN tidak tahu menahu tentang alasan tersebut mendatangkan beras dari luar negeri, entah karena ketersediaan dalam negeri masih kekurangan atau alasan lain. BATAN meminta Kementerian Pertanian untuk membantu promosikan beras Sidenuk.

Impor Beras RI Januari-Februari Tembus 881 Ribu Ton, Paling Banyak dari Thailand

BATAN berupaya mengedukasi masyarakat untuk mengenal dan mengonsumsi beras Sidenuk. Lembaga nuklir nasional ini menggandeng universitas. Dalam jangka waktu setahun belakangan ini, BATAN telah bermitra dengan 18 universitas. Hendig mengakui BATAN secara bersama-sama menanam Sidenuk. 

Langkah tersebut sekaligus menjadi bagian dari promosi, sekaligus sosialisasi kepada petani. Selain program menanam, BATAN juga adakan program kemitraan dengan petani.

"Kalau masyarakat sudah tahu hasil dari Sidenuk itu lebih bagus dan lebih tinggi hasil panennya dibanding yang lain, mereka otomatis akan mereferensikan Sidenuk ke petani di daerah lain," ujarnya. (ali)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya