Kota Suci Madinah dari Satelit, Ternyata Berkembang di Atas Lahar

Citra satelit kota Madinah 22 Juli 2018
Sumber :
  • www.earthobservatory.nasa.gov

VIVA – Salah satu kota suci umat Islam, Madinah memiliki fakta yang belum banyak diketahui orang. Kota yang mana terdapat makam Rasulullah SAW itu ternyata berkembang di atas bidang bekas aliran lava. Meski tumbuh di atas lahan bekas aliran lava, namun Madinah menunjukkan perkembangan dalam tiga dekade terakhir.

Terpopuler: 5 Kota Berbiaya Hidup Termahal di Indonesia, hingga Profil Mooryati Soedibyo

Dikutip dari laman Earth Observatory, Kamis 28 Februari 2019, citra satelit landsat yang dioperasikan pemerintah Amerika Serikat mengunggah foto perubahan signifikan terjadi di Madinah. 

Citra satelit Landsat yang diambil 22 Juni 1984 menunjukkan area Madinah belum banyak dibangun. Citra satelit menunjukkan pada tiga dekade lalu, cuma sekitar pusat kota Madinah saja yang terlihat padat. 

5 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia, Depok Termasuk?

Kota suci tersebut berubah drastis pada 2018. Citra satelit Landsat 8 pada 22 Juli 2018 memperlihatkan, kini Madinah telah berkembang, area sisi selatan pinggiran Madinah telah dibangun di atas areal yang dahulunya dilintasi aliran lava. 

Citra satelit menunjukkan, areal aliran lava Madinah memanjang sekitar 20 kilometer di sisi selatan kota. Di areal ini dibangun universitas baru, kompleks rumah sakit, lingkungan tempat tinggal, jalan-jalan dan lainnya. 

Syekh Abu Al Sebaa, Seorang Dermawan Penyedia Makan Gratis untuk Jemaah Umrah Meninggal Dunia

Pembangunan itu mengubah area aliran lava basal yang gelap menjadi lebih terang dan lebih bervariasi dilihat dari citra satelit. Basal merupakan batuan beku berwarna gelap berbutir halus yang umumnya merupakan pembekuan lava dari gunung api. 

Citra satelit kota Madinah 22 Juli 1984

Citra satelit kota Madinah 22 Juli 1984

Nah pembangunan di atas lahan basal Madinah menjadi perhatian ilmuwan. Sebab butuh tantangan membangun gedung di atas lahan yang secara geologis berusia muda. 

"Masalah pada areal basal bahwa materialnya bisa sangat kuat dan padat tapi propertinya sangat bervariasi," jelas insinyur struktur bangunan dari Simpson Gumpertz & Heger, Pedro Sifre. 

Menurutnya, beberapa basal akan sangat keropos kerena sejumlah besar gas dan uap yang meletus dengan magma serta meninggalkan banyak kekosongan pada batuan basal. 

Makanya, ujar Sifre, insinyur lebih suka membangun bangunan atau gedung di atas lahan dengan batuan metamorf yang mana sangat padat dan seragam. 

Soal aliran lahar yang melalui selatan Madinah, menurut citra satelit, masuk pada daerah bernama Harrat Rahat. Area ini menurut data Badan Antariksa Amerika Serikat merupakan bidang vulkanik terbesar di Arab Saudi yang mencakup 500 vulkanik yang membentang 20 kilometer persegi. 

Citra satelit kota Madinah 22 Juli 2018

Citra satelit kota Madinah 22 Juli 2018

Menurut catatan sejarah, aliran lahar dari area ini menyentuh area kota Madinah pada 1256. Setidaknya kala itu, sekitar 500 juta meter kubik lava mengalit dari enam lubang di bagian paling utara dari bidang vulkanik tersebut. Aliran lahar itu tercatat yang termuda. 

Sebelum erupsi 1256, medan vulkanik tersebut menurut catatan mengalami erupsi pada 641, yang mana menciptakan aliran lahar ke sisi timur dari aliran lahar yang terjadi pada 1256. 

Mengingat ada ruang di Madinah yang aktif selama berabad-abad, medan vulkanik Harrat Rahat bisa aktif kembali. Namun geolog menganalisis kemungkinan kota Madinah terkena dampak erupsi baru sangatlah kecil. Kalaupun terdampak erupsi, seperempat Madinah saja yang kemungkinan kecil yakni kurang dari 0,1 persen, terkena banjir lava. Ahli geologi memperkirakan vulkanik di area tersebut menghasilkan sekitar satu lubang tiap 3300 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya