Logo DW

Limbah Elektronik Bisa Jadi Emas

LImbah elektronik.
LImbah elektronik.
Sumber :
  • dw

Pertama-tama sampah elektronik dipotong-potong dengan alat spesial, dan logam dipisahkan dari plastik. Ini juga masih campuran berbagai logam, yang lumer di dalam ofen yang panasnya 1.300 derajat.

Emas adalah logam berat. Logam mulia itu mengendap di dasar wadah pelumer, bersama perak dan tembaga, dan bisa dituangkan terpisah dari logam-logam ringan. Setelah didinginkan, hasilnya berupa pelat-pelat padat, yang terutama terdiri dari tembaga, tapi juga emas.

"Bisa dibayangkan, dua dari pelat-pelat ini, beratnya 800 kg. Di dalamnya 31,1 gram emas tercampur. Dan tujuan kami adalah mengeluarkannya tanpa kehilangan sebagian pun dari pelat-pelat ini," ujar Andreas Nolte

Apakah ramah lingkungan?

Untuk mencapai tujuan, tim Aurubis menggunakan zat kimia dalam jumlah besar. Pelat-pelat itu dibenamkan dalam sejumlah wadah berisi berbagai cairan asam. Setiap campuran asam mengurai logam berbeda. Pertama-tama tembaga, kemudian perak, dan terakhir emas. Tetapi perusahaan itu merahasiakan bagaimana langkah terakhirnya, yaitu untuk mengeluarkan emas.

Daur ulang emas jelas menguntungkan. Setiap tahunnya, Aurubis berhasil memperoleh 18 ton emas dengan cara ini. Tapi bagi lingkungan hidup, teknik pemurnian ini tidak menguntungkan. Untuk membuang sampah-sampah beracun, diperlukan berbagai proses rumit. Selain itu, ofen pelumer melepas CO2 dalam jumlah besar.

Tapi mungkin daur ulang emas akan bisa lebih ramah lingkungan. Perusahaan BRAIN dari Hessen meneliti metode yang sepenuhnya baru. Sejumlah bakteri akan menarik emas dari limbah. Padahal biasanya bakteri itu menghindar dari logam mulia.