Melacak Jejak Pak Harto Lewat Film Enam Djam di Jogja dan Janur Kuning

Film Janur Kuning tayang di tvOne
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Tayangan film berlatar sejarah di era Orde Lama dan Orde Baru bisa melacak jejak Pak Harto di peristiwa serangan 1 Maret 1949.

Putri Marino Berani Mesra dengan Nicholas Saputra, Ini Reaksi Tak Terduga Chicco Jerikho!

"Tidak sulit  menemukan jejak rekam  Soeharto  di dalam peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta," ujar jurnalis senior Ilham Bintang, Jakarta, Sabtu (12/3).

Menurut Ilham Bintang yang juga dikenal sebagai pelopor jurnalistik infotainmen itu,  ada dua film yang menggambarkan keterlibatan Soeharto dalam peristiwa serangan 1 Maret 1949 di Yogyakarta. 

4 Jenderal yang Berani Menentang Soeharto, Keluarga Dipersulit hingga Dicopot Jabatan

Dua film tersebut pertama; Film Enam Djam di Jogja, karya sineas legendaris Indonesia Usmar Ismail, produksi Perfini tahun 1951.

Kedua, Film Janur Kuning, karya sutradra kawakan Alam Rengga Surawidjaya, produksi tahun 1979.

Film Badarawuhi di Desa Penari Bakal Tayang di 28 Negara Bagian AS

"Kebetulan  Film Janur Kuning akan ditayangkan Minggu (13/3) malam ini di tvOne. Film itu dibintangi Kaharuddin Syah, Dicky Zulkarnaen, dan Sutopo HS," ujar Ilham Bintang.

Pernyataan Ilham Bintang ini untuk menjawab polemik atas hilangnya nama Soeharto pada Keppres Nomor 2 tahun 2022 yang menetapkan Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.  

Hal serupa disampaikan oleh pakar telematika Roy Suryo bahwa peran Soeharto dalam serangan 1 Maret 1949 terlihat jelas di film Janur Kuning.

Menurutnya, taruhlah dalam film Janur Kuning, peran Pak Harto dilebih- lebihkan  karena dibuat di masa beliau berkuasa menjadi presiden. 

"Tapi menghilangkan sama sekali peran beliau, jelas itu penggelapan sejarah. Karena peran Pak Harto nyata," ujar Roy Surya di akun Twitternya.

Oleh karena itu, lanjut Ilham Bintang, semoga para ahli sejarah kita tergerak untuk meluruskan, bukan hanya yang terkait dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret di Yogya 1949. Melainkan seluruh sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal dan menghormati sejarahnya. Itu kata Bung Karno, Proklamator dan Presiden pertama RI," tutur Ilham Bintang.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya