7 Hadist Jangan Marah dan Cara Mengendalikannya Menurut Rasulullah

Hadist jangan marah
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Hadist jangan marah atau larangan untuk tidak marah menjadi sebuah landasan bagi kita agar senantiasa menahan diri dari amarah. Perbuatan marah tentunya memang tidak akan lepas dari sifat manusia. Umat muslim sendiri dalam Islam diajarkan untuk mengendalikan marah, maka dari itu ada hadist jangan marah. 

Kesalahan Fatal Petugas SPBU Picu Amarah Pengguna LCGC, Minta Pertamax Diisi Pertalite!

Ketika seseorang merasa marah, ada berbagai faktor yang menyebabkannya baik itu karena masalah internal maupun eksternal. Marah dapat disebabkan oleh berbagai hal baik itu dari permasalahan internal yang datang dari diri sendiri maupun eksternal yang datang dari luar. 

Kita dapat terjerumus ke dalam perbuatan jahat jika kita tidak dapat mengendalikan marah. Sehingga kita sebagai umat muslim diajarkan dalam Islam untuk tidak marah dan menahannya seperti yang telah termaktub di dalam Al-Quran maupun hadist. 

5 Tips untuk Mengontrol Emosi secara Efektif, Menghadapi Emosi dengan Tenang

Kita diperintahkan oleh Allah SWT agar senantiasa menahan rasa marah. Perintah dari Allah SWT tersebut terdapat dalam firman Allah SWT di dalam Al-Quran pada Surat Ali Imran ayat 134 yang berbunyi:

“Alla??na yunfiq?na fis-sarr?`i wa?-?arr?`i wal-k??im?nal-gai?a wal-'?f?na 'anin-n?s, wall?hu yu?ibbul-mu?sin?n.”

Gak Boleh Dipendam, Rasa Marah Bisa Memicu Gaya Hidup Tidak Sehat

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 134)

Hadist Jangan Marah 

Ilustrasi wanita marah/tersinggung.

Photo :
  • Freepik/freepik

Adapun sejumlah hadits jangan marah dari Rasulullah SAW menjelaskan tentang larangan untuk marah. Menghimpun dari berbagai sumber, berikut ini sejumlah hadist jangan marah yang perlu diketahui.

1. Hadist jangan marah yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas

"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad dan Bukhari).

2. Hadist jangan marah yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Anas Al-Juhani RA

"Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

3. Hadist jangan marah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

“Ya Rasulullah, berikan aku pesan!” Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu marah!” orang itu mengulang pertanyaannya, namun Rasulullah tetap saja berpesan, “Janganlah kamu marah!” (HR Bukhari)

4. Hadist jangan marah  yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah

"Dari Abu Hurairah RA bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Berilah wasiat kepadaku." Sabda Nabi SAW: "Janganlah engkau mudah marah." Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, "Janganlah engkau mudah marah." (HR Bukhari).

5. Hadist jangan marah yang diriwayatkan oleh Abu Darda

"Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani).

6. Hadist jangan marah yang diriwayatkan oleh Thabrani

Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu marah,maka bagimu surga” (HR. Thabrani)

7. Hadist jangan marah yang diriwayatkan oleh Abu Daud

“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula, maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud)

Cara mengendalikan marah yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah

Ilustrasi wanita/marah.

Photo :
  • Freepik/benzolx

Sifat marah sejatinya tidak akan pernah lepas dari dalam diri manusia, apalagi dihilangklan. Marah merupakan maluriah yang memang dimiliki oleh manusia. Terdapat dua cara mengendalikan marah menurut pendapat dari Al-Ghazali. Pertama kita tidak boleh menuruti rasa marah, kecuali hanya pada persoalan yang tidak dilarang dalam Islam dan tidak bertentangan dengan akal sehat. Cara pertama tersebut bisa dilakukan dengan latihan memaksa diri sendiri secara terus menerus hingga seseorang itu mengampuni dirinya sendiri. Dengan begitu potensi marah akan lebih lemah dan bisa dilakukan secara tidak berlebihan meskipun marah itu muncul. 

Kedua adalah latihan merenung bahwa sejatinya pada akhirnya nanti manusia semua  akan berakhir di dalam kubur. Dengan begitu kita akan menjadi lebih zuhud di dunia. Selain itu, sebaiknya kita juga menyibukkan diri dengan pikiran dan hati dengan hal-hal yang positif. Sehingga tidak akan ada tempat lagi di hati kita untuk marah. 

Seperti yang dijelaskan di dalam Al-Quran bahwa menahan marah lebih baik dibandingkan membalasnya. Hal tersebut ada di dalam Surat An-nahl ayat 126-127 yang berbunyi:

“Arab-Latin: Wa in '?qabtum fa '?qib? bimi?li m? '?qibtum bih, wa la`in ?abartum lahuwa khairul li?-??bir?n.”

“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. an-nahl:126)

“Wa?bir wa m? ?abruka ill? bill?hi wa l? ta?zan 'alaihim wa l? taku f? ?aiqim mimm? yamkur?n.”

“Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.” (QS.An-nahl 127)

Ada juga beberapa hadist yang menjelaskan bagaimana cara meredam amarah yang muncul. Kamu bisa mencoba untuk diam sehingga tidak akan keluar kata-kata yang tidak disukai oleh Allah SWT yang mungkin bisa menyakiti hati orang lain. Seperti hadist berikut ini yang berbunyi:

“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)

Jika dengan diam tidak cukup untuk mengendalikan amarah, maka kamu bisa mencoba untuk berganti posisi yang sedang kamu lakukan. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang berbunyi:

“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula, maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud)

Kamu juga bisa mengambil air wudhu untuk mengendalikan amarah selain dengan diam dan berganti posisi. Karena selain wudhu dapat membersihkan diri, tapi juga dapat membersihkan hati kita. Dengan mengambil air wudhu mungkin marah yang sedang muncul bisa terlupakan. Sifat marah juga sejatinya adalah sifat yang dimiliki setan dan setan sendiri berasal dari api. Maka dari itu dengan berwudhu kita bisa meredam api itu. Seperti hadist berikut ini:

“Sesungguhnya amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu daud)

Itulah kumpulan sejumlah hadist tentang larangan marah yang dapat kamu ketahui dan pelajari sebagai landasan untuk menahan marah. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kamu yang memba dan membutuhkannya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya