Unimed Gelar Bedah Buku Tuan Manullang Pahlawan dari Tanah Batak

Tuan M.H Manullang pahlawan dari Tanah Batak
Sumber :
  • tuanmanullang.com

VIVA Edukasi – Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan (Unimed) kembali menggelar seminar daring bedah buku berjudul “Tuan Manullang Pahlawan Indonesia Dari Tanah Batak”.

Dalam seminar tersebut dibuka oleh Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan FIS Unimed. Selanjutnya sebagai moderator Dr. Rosmaida Sinaga, M.Hum selaku Dosen Pendidikan Sejarah Unimed.

Dalam seminar daring ini diisi dengan dua narasumber, yaitu Prof. Dr. Asvi Warman Adam, APU dari LIPI/BRIN Jakarta dan Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S selaku dosen pendidikan sejarah Unimed dan juga penulis buku.

Buku berjudul “Tuan M.H Manullang Pahlawan Indonesia dari Tanah Batak” ditulis oleh Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S dan Dr. Rosmaida Sinaga, M.Hum. 

Mangaraja Hezekiel Manullang atau Tuan M.H Manullang merupakan tokoh asal Sumatera Utara yang memiliki banyak jasa di era kolonialisme.

Biografi Tuan M.H Manullang:

Nama lengkap: Mangaradja Hezekiel Manullang (M.H Manullang).

Pekerjaan: Pensiunan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tempat dan Tanggal Lahir: Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara 20 Desember 1887.

Kebangsaan: Indonesia.

Agama: Kristen.

Pangkat dan Kedudukan Terakhir Pada Pemerintahan RI:

  • Patih diperbantukan kepada Resident Tapanuli (Besluit Resident12/9/1947 NO. 1526-P.G.P 1948.
  • Kepala Bagian Bimbingan Sosial Provinsi Sumatera dengan Ketetapan Gubernur Sibolga, No.811, tanggal 7 Oktober 1950.
  • Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Sosial, No. Pol.:667/67/P.K.Jakarta, 2 Oktober 1967.

Pendidikan:

  1. 1898: Tuan M.H Manullang masuk sekolah dasar MIsi RMG di Peanajagar.
  2. 1902-1905: Tahun 1902, tamat sekolah rendah (pertama) Zending di Tarutung. Tahun 1905, tamat sekolah menengah (Sekolah Anak Raja) Zending di Narumonda, Balige. Di sore hari ia belajar mengarang di percetakan Zending di tempat tersebut
  3. 1907-1909: Tamat sekolah Senior Cambrige
  4. 1940: Tamat Sekolah Pendeta di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Natasha Rizky Gelar Bedah Buku dan Pembacaan Puisi di Makna Fest 2024

Perjuangan Tuan M.H Manullang 

Tuan M.H Manullang pahlawan dari Tanah Batak

Photo :
  • tuanmanullang.com
Menyingkap Jejak Islam di Nusantara, Bedah Buku PPI Unas Mengungkap Fakta Baru

Perjuangan Tuan M.H Manullang sangat panjang dalam melawan penjajah patut mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Ia merupakan wartawan berpengalaman yang telah mendirikan lima surat kabar untuk membangkitkan perlawanan.

Tuan M.H Manullang berjuang keras agar Tanah Batak tidak menjadi daerah perkebunan seperti Sumatera Utara Bagian Timur dengan gigih melawan ekspansi agraria Hindia Belanda. 

RI Dinilai Masih Perlu Banyak Ahli Intelijen untuk Kepentingan Negara

Tuan MH Manullang mengabarkan melalui surat kabarnya Soara Batak dengan semboyan: Oela Tanum Oelang Digomak Oelanda (Olah Tanahmu Supaya Jangan Diambil Belanda).

Kalau Tuan M.H Manullang tidak menentang ekspansi agraria, Tanah Batak sudah menjadi areal perkebunan sawit seperti Sumatera Timur. Jadi Tuan M.H  Manullang berjasa bagi masyarakat Tapanuli atau Tanah Batak, berjasa bagi bangsa dengan menumbuhkan bibit-bibit nasionalisme dan perlawanan terhadap penjajah,” ungkap Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S dikutip VIVA, Sabtu (16/7/22).

Lima Surat kabar milik Tuan M.H Manullang terdiri dari, yang pertama Binsar Sinondang Batak (BSB) pada tahun 1905, Soara Batak tahun 1919-1922, Persamaan tahun 1924, Pertjatoeran pada 1926 dan Persatoean pada 1929. Dari kelima surat kabar ini, semua menentang keras perampasan tanah rakyat untuk dijadikan perkebunan.

Di tahun 1907 saat koran BSB dimatikan oleh Belanda, di tahun itu julah Tuan M.H Manullang sekolah ke Singapura di Methodist Senior Cambridge School (MSCS). Pada 1910 ia kembali ke Indonesia dan mendirikan sekolah di 7 wilayah di Jawa Barat. Agar banyak pribumi yang bisa bersekolah, Tuan M.H Manullang menurunkan uang sekolah dari 2,5 Gulden menjadi 25 sen.

Pada masa itu, Tuan M.H Manullang mengenal Abdul Muis di Bandung, Agus Salim di Batavia dan HOS Tjokroaminoto di Surabaya. Ia semakin merasa perlu menumbuhkan kesadaran kebangsaan bagi semua kalangan.

Tuan M.H Manullang ialah pejuang sejati sepanjang hayat, dan tetap peduli pada perkembangan bangsa. Ia menguasai bahasa Inggris yang membuatnya mampu mengikuti perkembangan internasional. “Dia bekerja melebihi tugasnya,” kata Prof Asvi Warman Adam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya