Bikin Tugas Sekolah Lebih Mudah Bila Cakap Digital

Ilustrasi digital.
Sumber :
  • Robert Walters China

VIVA Edukasi – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru dan siswa di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

Menyongsong Revolusi Pendidikan, Workshop Daring tentang Etika dan Budaya Digital

Kegiatan yang dilaksanakan secara webinar ini berlangsung Selasa 6 September 2022 yang dimulai pukul 09.00 – 11.00 WIB dengan peserta sebanyak 17.420 orang. Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Webinar Bikin Tugas Lebih Mudah Bila Cakap Digital

Photo :
  • Siberkreasi
Bey Machmudin Dampingi Presiden Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House

Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang. Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia.

Dan pandemi yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 telah meningkatkan penggunaan internet dan mempercepat adopsi digital pada kegiatan sehari-hari. Kegiatan seperti belajar mengajar di rumah, bekerja dari rumah, berbelanja hingga pemeriksaan kesehatan dilakukan menggunakan aplikasi digital.

Peningkatan Literasi Digital, Perpusnas Bantu 525 Desa di Sumut untuk Pengembangan Perpustakaan

Kemenkominfo bersama Siberkreasi pun merespons itu dengan program literasi digital nasional yang mengusung tema “Bikin Tugas Lebih Mudah Bila Cakap Digital.” Di mana webinar itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. Webinar ini diawali dengan sambutan dari Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang memaparkan masifnya penggunaan internet di Indonesia yang membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan kontenkonten negatif lainnya, sehingga peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni.

“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Yang artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” ujar Semuel Abrijani Pengerapan dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta, Rabu (7/9).

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate dalam kesempatan itu menjelaskan jika Kementrian yang dipimpinnya juga fokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan.

“Sejak dilaksanakan pada tahun 2017, program lieterasi digital telah menjangkau lebih dari 12,6 juta masyarakat, setidaknya di tahun 2022 ini akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kementrian Kominfo juga akan berfokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan. Para peserta akan diberikan pelatihan literasi berdasarkan pada empat pilar,” jelas Menkominfo.

Untuk webinar Sektor Pendidikan Wilayah Sumatera di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan ini, tampil sebagai narasumber pertama Budayawan dan Pegiat Literasi, M Jadul Maula yang membawakan materi Etika Digital. Ia menjelaskan jika handphone digunakan untuk menggali informasi dan berkomunikasi, sehingga harus dipahami bahwa menggunakan teknologi harus pandai dan bijak, seperti di antaranya membuat tugas dengan menggunakan aplikasi google.

“Tapi kemudahan ini memunculkan tanggung jawab. Seperti menerapkan kesopanan tata krama dalam dunia internet, jangan sampai kita terpengaruh oleh hal-hal yang negatif, setiap manusia mesti punya aturan dan ukuran apa yang baik dan tidak baik. Pentingnya etiket supaya kita tidak terkena gangguan konten negatif yang sebenarnya hal ini bisa menghilangkan harga diri kita,” ujarnya.

Terdapat pula narasumber lainnya yakni Abdul Rohim yang merupakan Redaktur Langgar.com yang membawakan materi Keamanan Digital. Dalam materinya itu ia memaparkan jika menggunakan gawai harus memastikan keamanan digital, dan menyimpan data digital jangan disebar di media sosial, termasuk mewaspadai virus yang dapat masuk ke gawai dan secara tiba-tiba mencuri data pribadi.

“Banyak jenis virus dalam media sosial, gawai kita akan dimasuki virus dan secara diam-diam mencuri data pribadi untuk kepentingan mereka. Teman-teman jangan membuka link-link yang belum jelas, tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital. Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin,” jelas Abdul Rohim.

Sedangkan pemateri terakhir yakni Nada Clorinda yang merupakan seorang Content Creator dan Key Opinion Leader, tampil membawakan materi Budaya Digital. Ia pun mengajak bersama-sama membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap penggunanya, mengisi dan menjadikannya sebagai orang yang berbudaya, tempat belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak bertumbuh kembang sekaligus menjadikan kita sebagai bangsa yang bermartabat.

Dalam webinar ini juga tampil sebagai Keynote Speaker, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, H Ahmad Zulinto. Di akhir sesi webinar, peserta diberi kesempatan menyampaikan beberapa pertanyaan yang dijawab secara langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Yudha Prawira Hasta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya