- Mancity.com
VIVA – Akhir pekan ini Inggris akan bergejolak. Mengapa? Sebab, empat raksasa bakal saling bunuh di dua medan tempur yang berbeda. Arsenal bakal menguji kedigdayaan Manchester City di partai final Piala Liga Inggris, sementara MU bakal melancarkan misi balas dendam dengan Chelsea di ajang Premier League.
Arsenal yang tampil inkonsisten di ajang Premier League musim ini, kedatangan bintang anyar dalam diri Pierre-Emerick Aubameyang dan Henrikh Mkhitaryan. Meski demikian, kedatangan keduanya belum terlalu memberikan dampak positif.
Dalam lima laga terakhir di ajang Premier League, armada London Utara hanya mampu memetik dua kemenangan, dan menelan tiga kekalahan. Yang terakhir, Arsenal kalah dari rival sekota, Tottenham Hotspur. Pun di ajang Liga Europa. Meski berhasil lolos ke babak 16 besar, Arsenal menelan kekalahan 1-2 dari wakil Swedia, Oestersund.
Sementara itu, City tetap melaju kencang usai kekalahan perdana di ajang Premier League atas Liverpool pertengahan Januari lalu. Kedigdayaan City terbukti juga di ajang Liga Champions. Dalam laga leg 1 babak 18 besar Liga Champions 2017/2018, armada Manchester Biru mencukur wakil Swiss, FC Basel 0-4 di St. Jakob Park pekan lalu.
Kedua tim elite ini kemudian bakal saling jegal dalam partai puncak Piala Liga Inggris yang akan digelar di Wembley, 25 Februari 2018 mendatang. Mampukah ledakan Meriam London menjatuhkan kedigdayaan The Sky Blues?
Belum selesai sampai di situ. Tanah Ratu Elizabeth bakal semakin berguncang saat MU menjamu Chelsea di Old Trafford. Pasukan Jose Mourinho punya dendam pribadi dengan Chelsea, yang mengalahkannya di pertemuan perdana.
Kala itu, 5 November 2017, MU takluk 0-1 lewat gol tunggal Alvaro Morata. Kekalahan tersebut jadi yang kedua dalam 11 pertandingan awal Premier League bagi MU. Persaingan panas Mourinho dengan manajer Chelsea, Antonio Conte, juga kian melengkapi perseteruan kedua tim.
Laga Emosional dan Perseteruan Mourinho-Conte
Emosional. Ya, kata itu pas ditujukan buat Nemanja Matic. Gelandang asal Serbia ini akan kembali berjumpa dengan tim yang pernah membesarkan namanya. Keyakinan begitu besar dirasakan gelandang bertahan 29 tahun, dalam laga nanti.
Matic tak cuma mengungkap optimismenya. Eks gelandang Benfica ini juga membeberkan situasi timnya saat ini. Meski ia yakin bisa mengalahkan Chelsea dalam laga nanti, Matic juga tahu bahwa ada beberapa rekannya yang tak bermain maksimal dalam beberapa laga.
Namun demikian, Matic juga membenarkan jika tak semua pemain MU tampil melempem. MU masih punya banyak pemain berkualitas, yang tampil impresif dalam beberapa laga terakhir.
"Ya, tentu saja (percaya MU bisa menang). Kami harus jujur dan mengatakan bahwa kami memiliki beberapa pemain yang sangat baik. Tapi, kami juga punya beberapa (pemain) yang punya permainan buruk," ujar Matic dikutip Manutd.com.
Sementara itu, Mourinho akan kembali jumpa dengan Conte, manajer pesaing yang senantiasa melontarkan perang urat syaraf. Meski performa MU masih inkonsisten dalam beberapa laga terakhir, posisi Mourinho tetap aman.
Sebaliknya, Conte justru tengah berada dalam tekanan. Kabar menyebut jika Chelsea gagal melaju ke perempat final Liga Champions, posisi manajer Italia ini akan didepak.
Soal hubungannya dengan Mourinho, Conte ogah memberikan komentar. Conte mengaku sangat menghormati Mourinho, dan perang urat syaraf dianggapnya sebagai hal biasa dalam sepakbola.
"Kami saling menghormati. Bagi saya, itu (perang urat syaraf) adalah hal yang biasa dalam sepakbola. Saya tidak mau membahas masalah ini lebih lanjut," ujar Conte dilansir Birmingham Mail.
"Mourinho adalah manajer hebat yang menangani tim yang juga sangat fantastis. Hal itu yang hanya jadi perhatian saya," katanya.
Kekuatan Penuh Meriam London, dan Kunci Sukses Guardiola
Arsenal tentu ingin menambah koleksi gelar juara Piala Liga Inggris. Sebab, terakhir kali Arsenal menjuarai Piala Liga adalah di musim 1992/1993. Arsenal yang tengah tampil inkonsisten, tentu tak mau melewatkan peluang mendaratkan trofi pertamanya musim ini.
Oleh karena itu, Arsene Wenger menegaskan siap menurunkan peluru-peluru terbaiknya untuk meledakkan kedigdayaan City. Manajer The Gunners asal Prancis mengakui jika ia selalu menurunkan para pemain muda yang dimilikinya. Tapi dalam laga ini, Wenger takkan main-main dan akan menurunkan para pemain terbaiknya.
"Benar, saya selalu menurunkan pemain muda pada Piala Liga. Bagi kami, ini adalah kesempatan. Kami akan menurunkan skuat utama," ujar Wenger, dikutip dari laman resmi klub.
"Kami tidak pergi ke Wembley dan ingin memenangkan pertandingan. Anda pasti ingin para suporter pulang ke rumah dengan kegembiraan," katanya.
Dari kubu City, Pep Guardiola berpeluang besar berpeluang mendaratkan gelar perdananya untuk City, selama hampir dua musim berada di Etihad Stadium.
Meski hanya bertajuk Piala Liga Inggris, dikatakan eks pemain City era 70-80an, Dennis Tueart, ajang ini adalah salah satu yang bergengsi dalam dunia sepakbola Inggris. tak cuma itu, Tueart juga jika trofi Piala Liga Inggris akan jadi gerbang kesuksesan Guardiola bersama City.
"Piala Liga adalah gelar juara bergengsi dalam kalender sepakbola Inggris. Itu akan jadi yang pertama bagi ManCity di musim ini," ujar Dennis dikutip dari laman resmi klub.
"Inilah kesempatan pertama Pep untuk memenangkan gelar juara pertamanya sejak menjadi manajer ManCity," ucapnya.
