Perempatfinal Copa America: Misi Uruguay Redam Amukan Chile

Pemain Timnas Chile, Gary Medel
Sumber :
  • REUTERS/Ricardo Moraes
VIVA.co.id
Patung 'Buruk Rupa' Suarez Jadi Olok-olok
- Usai jeda pascapertandingan babak penyisihan grup, Copa America 2015 akan kembali dihelat, dan kini memasuki perempatfinal. Laga pertama adalah antara tuan rumah Chile dan tim paling bersejarah di ajang ini, Uruguay.

Argentina dan Uruguay Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2030

Pertandingan ini bakal dihelat di Estadio Nacional, Santiago, Kamis 25 Juni 2015 pagi WIB. Chile, yang sedang dalam bentuk permainan terbaik, usai lolos secara meyakinkan bakal dihadang La Celeste, yang ke perempatfinal karena diselamatkan status posisi 3 terbaik.
Ditahan Imbang Uruguay, Dunga Menyesal


Menilik perjalanan kedua tim di babak penyisihan, Chile cukup perkasa dengan membuka turnamen dengan kemenangan 2-0 atas Ekuador. Namun, tim asuhan Jorge Sampaoli kemudian secara mengejutkan ditahan Meksiko dengan skor 2-2.

Tak mau malu di hadapan pendukungnya sendiri, La Roja kemudian meraih kemenangan fantastis, 5-0 atas Bolivia, yang sebenarnya merupakan salah satu tim kejutan. Dengan kemenangan tersebut, Gary Medel dan kawan-kawan pun lolos dengan meyakinkan.

Dan tentu, masih dengan motivasi yang sama, ingin menghibur fans yang telah rela datang ke stadion, Chile dipastikan tampil ngotot pada perempatfinal. Mereka pun bakal berusaha untuk tetap menjaga kans merebut titel Copa America pertama dalam sejarah.

Namun, yang mereka hadapi pun bukan lawan sembarangan. Uruguay adalah negara paling sering menjuarai Copa America (15 kali juara). Selain itu, La Celeste juga merupakan juara bertahan, yang menang 3-0 atas Paraguay pada final edisi 2011.

Kendati demikian, perjalanan Edinson Cavani cs menuju perempatfinal Copa America 2015 sendiri kurang berjalan mulus. Bahkan, mereka bisa saja tak melaju andai tak masuk sebagai salah satu dari dua pengisi tempat ketiga terbaik di fase grup.


Uruguay mengawalinya dengan kemenangan 1-0 atas Jamaika. Namun, pada laga kedua, Diego Godin dan kawan-kawan tak berdaya di hadapan salah satu favorit juara, Argentina, dengan skor 0-1. Pada laga penutup, mereka ditahan Paraguay 1-1.


Dari tiga kali bertanding, La Celeste pun hanya mengumpulkan empat poin, hasil satu kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan. Mereka menduduki posisi 3, di bawah Argentina sebagai juara grup dan Paraguay yang unggul satu angka dari mereka.


Untungnya, tim besutan Oscar Tabarez tersebut menjadi yang terbaik pada daftar pengisi peringkat 3 terbaik. Catatan mereka lebih baik daripada Kolombia di urutan 2 dan Ekuador, di posisi terakhir, yang akhirnya dipastikan gagal melaju.


Secara statistik, Uruguay jauh lebih diunggulkan. Berperingkat 8 dunia, secara
head-to-head
mereka unggul jauh, yaitu meraih 44 kemenangan, 20 imbang, dan 16 kekalahan. Namun, tentu hal itu semata tak bisa dijadikan acuan tim mana yang akan menang.


"Dari angka statistik sudah jelas, saya pikir Chile telah menjalani tugasnya dengan baik di babak grup. Penampilan kami terus berkembang di tiap laga," kata pemain La Roja, Marcelo Diaz sebagaimana dilansir Soccerway, Selasa 23 Juni 2015.


"Memang ada beberapa tim hebat di grup lain, tapi saya berpendapat, Chile adalah tim terbaik di babak grup," lanjut pemain dengan nama lengkap Marcelo Alfonso Díaz Rojas, yang kini tercatat milik klub Bundesliga, Hamburg SV tersebut.




Menagih Janji Arturo Vidal

Jika melihat statistik skuad Chile, gelandang mereka Arturo Vidal menjadi penampil paling menawan. Dari tiga pertandingan di fase grup, pemain Juventus tersebut telah menorehkan tiga gol, dan menjadi pencetak gol terbanyak sementara turnamen.


Dua gol itu didapatkannya kala La Roja mengalahkan Ekuador dan ditahan Meksiko. Namun, setelah dua laga tersebut, pemain berusia 28 tahun itu disorot karena hal negatif, di mana dia terlibat dalam kecelakaan saat mengendari Ferrari pada malam hari.


Vidal kemudian ditangkap polisi karena kedapatan sedang dipengaruhi alkohol. Pria bernama lengkap Arturo Erasmo Vidal Pardo tersebut tak apa-apa. Hanya, selain Ferrari-nya yang rusak parah, sang istri pun mengalami luka serius.


Vidal sendiri akhirnya dibebaskan polisi. Begitupun dengan Sampaoli, yang tetap mempertahankan Vidal di tim, mengingat vitalnya peran dia di tubuh tim. Selain itu, dukungan dari fans La Roja pun terus mengalir untuk Vidal.


Dalam konferensi pers, Vidal, sambil bercucur air mata, mengatakan kalau dia meminta maaf telah membuat malu negaranya. Dan, pemain yang juga sempat memperkuat Colo-Colo tersebut berjanji memberikan yang terbaik, agar La Roja juara.


"Sulit untuk berbicara tentang ini dan saya benar-benar malu dengan apa yang telah terjadi. Saya hanya bisa meminta maaf. Saya mengecewakan semua orang, tapi saya akan lakukan yang terbaik untuk menjadi juara," ucap pemain 28 tahun tersebut.


Benar saja, pada laga penutup, dia tampil optimal dan membawa Chile meraih kemenangan besar atas Bolivia. Namun, tentu saja, janji Vidal tak berhenti sampai di situ. Pada laga perempatfinal kontra Uruguay, janji itu akan kembali ditagih.


Meskipun, tentu saja, setelah perempatfinal (jika lolos), masih ada dua pertandingan lain yang mesti mereka lakoni. Selain itu, tim-tim yang lebih tangguh, seperti Brasil, Argentina, atau Kolombia pun akan menanti pasukan Sampaoli tersebut.




Terancam Polusi Udara

Jelang pertandingan perempatfinal, penyelenggaraan Copa America 2015 dihadapkan permasalahan polusi udara. Pada Senin, 22 Juni 2015, ibu kota Chile, Santiago, dinyatakan mengalami darurat lingkungan akibat polusi udara.


Hal tersebut tak terlepas dari buruknya kualitas udara dan tingginya kabut asap di kota berpenduduk 6,3 juta orang tersebut. Bukan cuma itu, ini menjadi pengumuman darurat lingkungan pertama di Santiago sejak 1999.


Copa America menjadi komitmen internasional Chile sehingga tidak akan mengalami penundaan, tetapi kami berharap level polusi udara akan segera menurun,” demikian yang dituturkan oleh walikota wilayah metropolitan Santiago, Claudio Orrego.


Selain itu, Orrego juga menyalahkan aksi pembakaran oleh para demonstran di jalanan, yang memanfaatkan ajang Copa America 2015 untuk mencari perhatian. "Orang-orang ini, bukan cuma tak punya otak, mereka juga tak punya hati," kata dia.


Sementara itu, ketika ditanya mengenai hal tersebut, kapten Uruguay, Diego Godin, enggan berkomentar lebih lanjut. Bek Atletico Madrid tersebut lebih memilih menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan urusan teknis di lapangan.


"Topik itu kami saksikan di televisi, tapi kami tak akan berbicara tentang itu. Kami 100 persen telribat dalam sepakbola (bukan hal lainnya)," kata Godin, sebagaimana dikutip dari Dailymail, Rabu 24 Juni 2015.


5 pertemuan terakhir Chile dan Uruguay:


Chile 1-2 Uruguay - Persahabatan | 18 November 2014

Chile 2-0 Uruguay - Kualifikasi Piala Dunia 2014 | 26 Maret2013

Uruguay 4-0 Chile - Kualifikasi Piala Dunia 2014 | 11 November 2011

Uruguay 1-1 Chile - Copa America 2011 | 8 Juli 2011

Chile 2-0 Uruguay - Persahabatan | 17 Oktober 2010

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya