Konflik Miss Grand International dengan Yayasan Puteri Indonesia

Miss Grand International 2016, Ariska Putri Pertiwi
Sumber :
  • Viva.co.id/Nuvola Gloria

VIVA – Yayasan Puteri Indonesia (YPI) diminta untuk membayar denda sebesar Rp1,4 miliar oleh pihak Miss Grand Internasional. Ini lantaran YPI mengklaim dan menunggah 6 buah foto Miss Grand International 2016, Ariska Putri Pertiwi sebagai perwakilan dari Puteri Indonesia. 

Puteri Indonesia Jabar 2022 Emban Misi Literasi-Digitalisasi Perempuan

"Hai ini Teresa dari MGI dan yang bertanggung jawab atas lisensi internasional untuk Miss Grand International. Ariska adalah pemenang MGI 2016," 

"Dia selalu milik @missgrandorganisasi internasional dan dia tidak memiliki kontrak lagi dengan Anda. Jika Anda memiliki kontak dengan Ariska tolong perlihatkan pada saya," kata Vice President Miss Grand International, Teresa Chaivisut di akun Instagram miliknya. 

12 Potret Olvah Alhamid, Diduga Rasis Kepada WNA China

Teresa mengatakan, orang yang selalu mendukung Ariska ke Miss Grand International adalah Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, satu-satunya yang mendukungnya hingga akhir 26 Oktober 2016.

"Kami tidak pernah melihat dari Puteri (Indonesia) mendukungnya.  Saya hanya melihat Elvira menangis di atas panggung, tidak ada (dukungan dari) Puteri (Indonesia) dimanapun, dan Anda tidak pernah mengumumkan miss grand di panggung," kata Teresa.

9 Fakta Unik Olvah Alhamid, Eks Puteri Indonesia Diduga Rasis pada WNA

Ia meminta pihak YPI untuk menghapus foto Ariska di akun Instagram YPI, atau pihak MGI akan menuntut YPI. 

"Jika Anda ingin memposting foto, Anda setuju untuk membayar 100.000 USD. Anda harus menghapus hari ini sebelum jam 5 sore, setelah itu Anda setuju untuk membayar dan kami akan menghubungi pengacara kami untuk menerima pembayaran dalam 30 hari," kata dia. 

"Tolong jangan membuat masalah, Ariska bukan milik Anda, melainkan milik Miss Grand International. Kami mengharapkan profesionalisme dari semua organisasi setiap saat."

Merespon hal tersebut, YPI setuju untuk menghapus foto tersebut. Dalam surat resminya YPI juga mengatakan telah meminta klarifikasi sebanyak tiga kali kepada Miss Grand International, namun belum mendapatkan respons.

"Tindakan ketidakpedulian ini tidak sepantasnya dilakukan oleh organisasi terhormat seperti Miss Grand International," demikian tertulis dalam surat berkop YPI. 

YPI menegaskan, bahwa sebagai organisasi terhormat dan berpengalaman sejak 1992 selalu berkomitmen untuk melakukan segala kegiatan dengan etika dan tatakrama yang baik. 

"YPI sangat terbuka untuk berkolaborasi secara profesional dengan segala pihak demi kemajuan kontes kecantikan Indonesia."
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya