- Pixabay/Steven Goddard
VIVA – Setiap orang mempunyai peran untuk menjaga kelestarian bumi yang kita tempati, tidak terkecuali para beauty enthusiast. Upaya-upaya sederhana bisa kamu lakukan, mulai saja dari hal-hal kecil, seperti cermat memilih produk yang kamu gunakan sehari-hari.
Misalnya dalam merawat kecantikan, kita dapat memulai kepedulian kita dengan memilih produk yang eco-friendly, memiliki tujuan terkait pelestarian lingkungan maupun misi yang baik untuk masyarakat, hingga punya komitmen pengelolaan sampah kemasan yang baik.
Dalam hal ini, industri kecantikan pun memiliki potensi yang sangat besar dalam mengedukasi dan menggerakkan konsumen agar bisa memulai langkah kecil untuk lebih peduli terhadap kelestarian bumi.
Hal ini sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan konsumen, khususnya para beauty enthusiast dari generasi Milenial dan Gen-Z, terhadap brand kecantikan yang tidak hanya berkualitas namun juga memiliki nilai-nilai yang mendukung kelestarian lingkungan.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa produk-produk perawatan kecantikan memiliki dampak tersendiri terhadap lingkungan. Namun di saat yang sama, industri kecantikan juga memiliki potensi yang sangat besar dalam mengedukasi dan menggerakkan konsumen agar memulai langkah kecil untuk lebih peduli terhadap kelestarian bumi,” tutur Ira Noviarti, Beauty & Personal Care Director, PT Unilever Indonesia Tbk, saat ditemui VIVA di kawasan Sudirman Jakarta, Rabu, 17 Juli 2019.
Di Asia contohnya, menurut Ecovia Intelligence, pasar bagi industri kecantikan yang ramah lingkungan tercatat sebesar US$652 juta di tahun 2017. Nilai ini diprediksi terus bertumbuh seiring dengan semakin tingginya kesadaran konsumen, khususnya beauty enthusiast dari generasi milenial dan Gen-Z.
Jadi mulai sekarang, jika kamu peduli dengan lingkunganmu, mulailah cermat saat membeli produk, di antaranya mengurangi penggunaan plastik, hingga memilih kemasan produk yang mudah didaur ulang, yaitu yang menyertakan label 'vegan' pada kemasan produknya.
Menteri Siti Nurbaya: Pencemaran Udara Hingga Perubahan Iklim Menghantui Era Modern
Menurut Menteri, pencemaran udara, krisis air bersih, limbah berbahaya, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim menjadi tantangan yang menghantui era modern.
