Wastra Tenun Indonesia, Dian Oerip: Etnik Sumba Lagi Digandrungi

Ulang Tahun PBBI dan Oerip Indonesia
Sumber :
  • Viva.co.id/Anisa W

VIVA – Belakangan Wastra Indonesia makin digemari saja, tak cuma batik, kini tenun banyak diminati masyrakat. Meningkatnya minat masyarakat pada kain tenun juga bisa dilihiat pada beberapa karya desainer Indonesia yang dipamerkan pada gelaran Fesyen dunia hingga ikut meramaikan industri fesyen sekarang ini.

SPOTLIGHT Indonesia 2023 Digelar, Sustainable dan Etnik Bakal Berpadu Apik

Desainer yang fokus pada wastra Indonesia Dian Errakumalasari mengatakan bahwa Etnik terutama wastra Indonesia 5 tahun belakangan memang sedang naik daun.

"Etnik Sumba yang sekarang lagi digandrungi. Apalagi destinasinya, orang juga banyak yang ke sana," ujar dian yang juga founder brand Dian Oerip ditemui dalam perayaan ulang tahun Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (KPPBI) ke-2 dan Oerip Indonesia ke-11 di Hotel Jambuluwuk Thamrin Jakarta Pusat, Sabtu 2 November 2019.

Koleksi di Mel Ahyar Annual Show 2023 Tampilkan Harmoni Budaya dan Dedikasi Nusantara

Dian Oerip Desainer

Lebih lanjut Dian mengatakan naik daunnya tenun Indonesia salah satunya karena keragaman warnanya.

LIMOFF 2023 Hadirkan 109 Desainer, Kenalkan Modest Fashion Indonesia ke Global

"Hal itu juga jadi fokus saya mengeksplor warna alami yang ramah lingkungan. Apalagi letak geografis Indonesia sangat mempengaruhi. Warna alam dari daerah kalimantan dan NTT misalnya, berbeda. Yang kami gunankan misalnya seperti mengkudu, rumput, kemiri, tiap daerah berbeda dan muncul warnanya akan berbeda," ujarnya.

Di sisi lain meski tenun sedang digandrungi, sayangnya penenun Indonesia masih jauh dari kata sejahtera.

"Kondisi penenun daerah sangat memprihatinkan. Karena itu tujuan Dian Oerip sejak awal untuk membantu peneun daerah. Kita juga turut menyelami kehidupan mereka. Fashion show Oerip Indonesia juga tidak pernah di panggung tapi di alam terbuka dekat rumah para penenun, tujuannya untuk menanamkan anak-anak para penenun itu supaya mencintai tenunan ibu mereka. Itu penting untuk melestarikan tenun Indonesia."

Upaya lain yang dilakukan adalah gerakan minim potong kain. Saat membuat kain tenun menjadi baju, ia meminimalisasi potongan kain agar tidak banyak yang terbuang.

"Butuh waktu berbulan-bulan untuk membuat kain tenun. Kami menghormati para penenun dengan tidak banyak membuat potongan, sehingga semua desain kami besar-besar dan bergaya bohemian. Sisa potongan kainnya juga masih dimanfaatkan jadi aksesoris anting-anting, kalung, pouch. Jadi zero waste," ujar Dian.

Acara ulang tahun KPPBBI dan Oerip Indonesia ini dihadiri oleh pecinta wastra Indonesia dan oerip lovers yang tampil unik dengan pakaian ala etnik Dian Oerip. Selain itu, ada Fashion Show juga tarian maumere dan batak oleh komunitas PBBI. Rangkaian acara ini makin lengkap karana dilangsungkan di Hotel Jambuluwuk cabang Jakarta yang bernuansa Etnik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya