Karya 78 Desainer Muslim Indonesia Ditampilkan dalam ISEF 2019

Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019
Sumber :
  • Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019

VIVA – Fesyen dikategorikan sebagai salah satu industri paling tercemar di dunia setelah minyak dan gas. Berdasarkan data World Economic Forum, industri fesyen yang bernilai total 2 triliun USD ini mengakibatkan dampak negatif, seperti kerusakan lingkungan dan upah pekerja murah serta kondisi kerja yang buruk. Hal ini menjadi alasan masyarakat dunia kini secara sadar dan bertahap mulai beralih ke sustainable fashion (fesyen berkelanjutan) dan ethical fashion (fesyen etis).

ISEF 2019 Dukung Indonesia Jadi Pemain di Industri Halal Global

Fesyen etis dan berkelanjutan memperhatikan seluruh rantai pasokan dan siklus garmen, meliputi sumber, proses produksi, hingga etika kerja, kesejahteraan tenaga kerja, dan pengelolaan limbah lingkungan. Di Indonesia, fesyen etis sebenarnya sudah lama dipraktikkan dan menjadi bagian dari warisan budaya dan kekayaan alam Nusantara. Seperti penggunaan pewarna alam dari tanaman untuk pembuatan kain tenun dan batik. Kearifan lokal harus dilestarikan dan dioptimalkan untuk mengembangkan fesyen etis khas Indonesia. Fesyen etis dapat menjadi salah satu sumber pendapatan lokal dan nasional Indonesia yang berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi, lingkungan, sosial, maupun budaya.

Fesyen etis dan berkelanjutan yang relevan dengan prinsip ekonomi syariah dengan memperhatikan tanggung jawab sosial adalah bentuk implementasi nilai-nilai ekonomi syariah di industri fesyen yang dapat mendukung pengembangan industri halal global. Oleh karena itu, fesyen etis dan berkelanjutan harus dipromosikan untuk memastikan tidak adanya dampak bahaya terhadap lingkungan dan menghargai sumber daya manusia untuk kesejahteraan masyarakat jangka panjang.

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Fesyen etis dan berkelanjutan dukung Indonesia menjadi pemain di industri halal global melalui perhelatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), yaitu festival ekonomi dan keuangan syariah terbesar dan terdepan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2014. Perhelatan ISEF 2019 yang memasuki tahun keenam ini digelar pada tanggal 12 – 16 November 2019 di Jakarta Convention Center dengan mengusung tema “Embracing Sharia Economics For Stronger & Sustainable Growth” untuk mengembangkan sektor ekonomi keuangan syariah nasional ke level global dalam mewujudkan Indonesia sebagai rujukan ekonomi keuangan syariah dunia.

Bank Indonesia bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) mempersembahkan “Sustainable & Ethical Fashion” sebagai rangkaian kegiatan ISEF 2019. Sustainable & Ethical Fashion ISEF 2019 menampilkan etalase karya 78 perancang busana muslim Indonesia melalui pameran Business to Business (B to B) dan rangkaian fashion show. Potensi buyer dalam dan luar negeri dihadirkan dalam perhelatan ini untuk dipertemukan dengan para perancang busana muslim Indonesia yang terpilih melalui proses kurasi dan telah dibina untuk mempersiapkan brand dan produk siap ekspor.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Digelar selama dua hari, setiap harinya Sustainable & Ethical Fashion ISEF 2019 menghadirkan rangkaian fashion show yang terdiri dari tiga sesi. Pada hari pertama, fashion show sesi pertama menampilkan karya dari “The Purun” berkolaborasi dengan Vivi Zubedi dari IKRA Indonesia, Saffana dengan tema Tennung Madika yang menggunakan tenun dari Sulawesi Selatan, Itang Yunasz dengan tema Nusantara untuk Dunia yang menggunakan songket dari Sumatera Barat, Rosie Rahmadi dengan tema Barasarira yang menggunakan batik dari DKI Jakarta, Tutyadib dengan tema Lagak That yang menggunakan songket dari Aceh, WAD Studio (We A De) by Anti Dewi dengan tema Espoir, Wignyo Rahadi dengan tema Rising Tapis yang menggunakan kain Tapis dari Lampung, Vee House by Alvy Oktrisni dengan tema Three of Life yang didukung oleh Batik Sarita Toraja Manik Manik Annie Toraja Gallery, Dian Pelangi dengan tema Beauty in Diversity yang menggunakan songket dari Riau dan Kepulauan  Riau, Irmaintan dengan tema Patirangga yang menggunakan tenun dari Sulawesi Tenggara, Neera Alatas dengan tema Enchanting Mandalika yang menggunakan tenun dari Nusa Tenggara Barat, Defika Hanum dengan tema Rhythm, Irna La Perle Heritage dengan tema Groetuit de Preanger yang didukung oleh Tenun Garut Hendar Jawa Barat.

Fashion show sesi kedua menampilkan karya dari AM by Anggiasari dengan tema Fibrin, Najua Yanti dengan tema Altabieu (The Nature), Yanti Adeni dengan tema Hola Miak, LÉGAN by Runny Soema di Pradja dengan tema Kibo, De Chantique by Nining Santoso, Irma Hakim dengan tema Transparansi, Aprilia dengan tema Natural, Medina Zein dengan tema La Belle, Alfatir Muhammad dengan tema Silent, kami. dengan tema Jana, Tenoen Osing by Sanet Sabintang kolaborasi dengan Sekar Bakung Batik dengan tema Matsumoto Castle, L.tru dengan tema Infinie, Jeny Tjahyawati dengan tema Rock The Casbah, serta brand tas Doris Dorothea untuk melengkapi penampilan koleksi Medina Zein, kami., dan LÉGAN.

Sedangkan fashion show sesi ketiga menampilkan karya dari Desainer Lisa Fitria dengan tema The Window, Aninda Nazmi dengan tema Deep portray, Ina Priyono dengan tema Alas, Hannie Hananto dengan tema Eten, Meccanism dengan tema Kaba, Meeta Fauzan dengan tema Embun Pagi, ASK by Asky dengan tema Luminous, Iva Lativah dengan tema Lirik, Reborn29 by Syukriah Rusydi dengan tema Gakusei, Shafira dengan tema Raison d’etre, Khanaan dengan tema Sedasa, Sessa by Monika Jufry dengan tema Hidden Beauty #2, Rasya Shakira dengan tema Serene.

Pada hari kedua, fashion show sesi pertama menampilkan Dyslexia By Belinda Ameliyah, Safartiwi Gadeng dengan Kerawang Gayo Aceh x Batik Pringgondaningawi dengan tema Supermoon, Tufiana dengan tema The Kawung Series, Sheenaz by Anggie Rachmat dengan tema Goelali, luvnic by luffi dengan tema Shakira, Zya & Luana dengan tema Ethical Ethnic, Wening's Line by Wening Angga dengan tema Crowd, Ija Kroeng by Khairul Fajri Yahya dengan tema Do Karim, Febby AntiQue  dengan tema Kirei no Tori, Nina Nugroho dengan tema Emergence dan dilengkapi tas dari Deer Bags, LeSilla dengan tema Nathè, KIVITZ by FitriAulia dengan tema Bushra, dan L by Laudya Cynthia Bella dengan tema Bersatu yang dilengkapi tas dari Deer Bags.

Fashion show sesi kedua menampilkan karya dari Nieta Hidayani dengan tema Elegance Donggala, Meemaa Style by ChaeraLee dengan tema K2, Deceu Suzan dengan tema Tranquility, Elzatta dengan tema Future Blooms, Jasmine dengan tema November Rain, Lina Sukijo dengan tema éclat, My daily hijab by Novita DP dengan tema Mujigae, SUQMA dengan tema Sosja Natura yang dilengkapi tas dari Deer Bags, Gianti Creation by Lala Gozali dengan tema Natural Stripes, Noor Ùmer dengan tema Guedgy, Buttonscarves  dengan tema Le Plume, Elva Fauqo dengan tema Rotary, dan Oki Setiana Dewi x Irna Mutiara dengan tema Collaborashion.

Sedangkan fashion show sesi ketiga menampilkan karya dari eugeneffectes dengan tema Bhineka Tunggal Ika, Sistema by I.Joeda, Sofie dengan tema Urban Eccentric, Deden Siswanto dengan tema AlamTerajam, Lannoir by Lania Rakhmawati, NurZahra dengan tema Perpetual Coexistence Spring Summer 2020, Abee by Ariy Arka dengan tema SNAP X, Rya Baraba dengan tema Lembayung, Ayu Dyah Andari dengan tema Oase, Kursien Karzai dengan tema Héritages de L'est, ETU by Restu Anggraini dengan tema Clairvoyance, dan Nuniek Mawardi dengan tema Romusya.

Industri fesyen muslim Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan menawarkan keragaman konten lokal yang tidak dimiliki oleh negara lain serta memperhatikan fesyen etis dan berkelanjutan dipastikan menjadi potensi dan nilai tambah untuk dipasarkan ke skala global dan menciptakan citra bahwa Indonesia telah bersiap sebagai pusat industri halal global. Sinergi antara BI, IFC, dan IHLC ini akan menciptakan kekuatan dan pengaruh cukup besar dalam ekonomi keuangan syariah tingkat nasional maupun internasional, dan pada akhirnya dapat mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya