-
VIVA – Di tengah terpaan pandemi COVID-19 secara global, menurut State of Gobal Islamic Economy Report 2020/2021, tahun lalu nilai belanja produk pakaian muslim ikut terdampak dan turun 2,9 persen menjadi $268 miliar atau senilai Rp3,9 triliun. Namun angka ini diprediksi pulih di 2021 dan terus tumbuh hingga 2024.
Sektor fesyen muslim di tanah air yang terdampak pandemi turut mempengaruhi ekonomi nasional. Sebagai event dan movement fesyen muslim yang berkelanjutan, MUFFEST ditargetkan menjadi tolak ukur perkembangan fesyen muslim di tanah air dan mengantarkan Indonesia sebagai pusat inspirasi dan belanja fesyen musim dunia.
Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama Dyandra Promosindo selaku Professional Exhibition Organizer (PEO) kembali menghadirkan perhelatan MUFFEST tahun ini untuk turut membantu pemulihan ekonomi nasional melalui sektor fesyen muslim. MUFFEST 2021 yang mengusung tema “Recovery for Fashion Industry” diharapkan dapat menciptakan suatu gerakan yang kuat dalam membangkitkan semangat positif dan optimisme bagi seluruh ekosistem industri fesyen muslim dari situasi pandemi yang masih melanda.
Ali Charisma selaku National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) memaparkan, “Pandemi global menuntut para pelaku usaha fesyen muslim untuk dinamis beradaptasi dengan perubahan untuk tetap bertahan di masa krisis. MUFFEST 2021 hadir sebagai platform yang dapat membantu pelaku industri fesyen muslim untuk mulai memulihkan bisnis secara estafet," katanya lewat rilis yang diterima VIVA.
Ali juga mengatakan, mengupayakan MUFFEST tetap terselenggara untuk membantu pelaku fesyen muslim. Bukan berarti mengabaikan pandemi yang belum berakhir, dan pihaknya respek terhadap peraturan Pemerintah, namun harus bisa survive, berusaha, bergerak, untuk menjalankan roda ekosistem fesyen nasional.