Lulus JKT48, Melody Ajak Pemuda Peduli Pertanian
- Dok. VIVA
VIVA – Melody Nurramdhani L atau yang lebih dikenal sebagai Melody JKT48 mengajak generasi muda di Indonesia untuk peduli kepada sektor pertanian.
Melody yang baru wisuda dari JKT48 kini menjadi Duta Persahabatan Jepang-ASEAN Bidang Pangan dan Pertanian. Ia melihat Indonesia memiliki potensi besar di bidang pertanian yang tidak kalah dibandingkan dengan negara lain.
"Besarnya potensi pertanian di Indonesia ini butuh kepedulian dari generasi muda," katanya dalam talkshow Wajah Pertanian untuk Generasi Masa Depan di Fakultas Pertanian UGM, Minggu 29 April 2018.
Melody menyebutkan bahwa generasi muda sebagai generasi penerus bangsa berperan penting dalam menjaga keberlangsungan pertanian Indonesia. Oleh sebab itu, ia mengajak para pemuda untuk berjuang dan melestarikan dunia pertanian Indonesia guna mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
“Jangan takut untuk berkecimpung di pertanian karena tugas generasi muda harus berperan dalam melestarikan pertanian nasional. Jadi pemuda diharapkan dapat berperan aktif memajukan pertanian Indonesia,” ajaknya.
Sementara Founder Indonesia Berkebun, Sigit Kusumawijaya menyampaikan saat ini Indonesia tengah menghadapai krisis regenerasi petani. Minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian semakin menurun dari waktu ke waktu.
Selain persoalan itu, pertanian Indonesia juga mengalami krisis lahan pertanian. Hal itu terjadi akibat alih fungsi lahan pertanian.
“Tidak sedikit negara yang mengalami krisis pangan. Sekarang Indonesia masih baik-baik saja, tetapi lahan pertanian terus berkurang dan generasi mudanya tidak mau jadi petani,” katanya.
Oleh sebab itu upaya membangun kepedulian dan minat masyarakat terutama generasi muda di bidang pertanian menjadi hal penting yang perlu menjadi perhatian bersama.
Penggerak Desa Wisata Hijau Putton Soraya Isfandiari menyebutkan bahwa hal tersebut juga menjadi fokus utama yang dilakukannya yakni membangun kepedulian warga masyarakat pada pertanian.
Selama ini petani selalu diidentikkan dengan desa, namun dikatakan Soraya bahwa masyarakat desa tidak selalu memiliki semangat untuk bertani. Meskipun memiliki aset berupa lahan pertanian yang luas, tetapi kreativitas untuk menggarap lahan pertanian dengan baik belum dilakukan secara optimal.
“Banyak lahan pertanian di desa yang terlantar. Karenanya penting untuk terus mengingatkan mereka kalau mempunyai aset produktif di pertanian,” tuturnya.
Persoalan pemanfaatan teknologi untuk memajukan dunia pertanian turut disampaikan oleh Founder Platform Crowde, Yohanes Sugihtononugroho. Menurutnya masyarakat petani saat ini sudah melek akan teknologi dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja, dalam pelaksanaannya belum diimplementasikan untuk meningkatkan hasil pertanian.
“Tantangannya adalah mendorong petani untuk memanfaatkan teknologi yang sudah biasa mereka pakai untuk menaikkan produktivitas pertaniannya,” terangnya.
Laporan: Juna Sanbawa