Guru-guru Indonesia Timba Ilmu Astronot NASA

Guru RI timba ilmu di Amerika Serikat
Sumber :
  • dok.ist

VIVA – Program tahunan Honeywell Educators at Space Academy (HESA) kembali mengirim 10 guru asal Indonesia untuk diberi pelatihan astronot dan luar angkasa di U.S. Space & Rocket Center (USSRC) di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat. Di sana para guru belajar cara-cara dan teknik mengajar yang inovatif agar mereka lebih mampu dalam membangkitkan ketertarikan murid-muridnya dalam pelajaran sains dan matematika.

Bisa Dihuni Manusia, Ini 10 Fakta Stasiun Luar Angkasa ISS

Para guru mengikuti pembelajaran intensif 45 jam di kelas, laboratori serta beragam pelatihan, dengan fokus pada eksplorasi luar angkasa. Para guru juga belajar melalui simulasi pelatihan yang digunakan oleh para astronot NASA dan mengasah jiwa kepemimpinan dan kerjasama mereka, serta membangun jaringan dengan guru-guru dari negara lain.

“Kami mengundang guru-guru, memberi mereka beasiswa untuk diberi pelatihan supaya tujuannya guru-guru ini akan memberikan satu inspirasi, atau mereka punya cara baru untuk mengajarkan STEM (sains, teknologi, engineering, dan mathematics) supaya menumbuhkan minat yang lebih besar lagi bagi anak-anak. Tujuannya, agar ke depan anak-anak didiknya punya keinginan lebih luas untuk berkarya ataupun memiliki keinginan berkembang lebih jauh di bidang STEM,” kata Roy Kosasih, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, dalam press conference Guru HESA, Siap Untuk Indonesia di Hotel JW Marriot Jakarta, Jumat 29 Juni 2018.

Stasiun Luar Angkasa AS-Rusia Masuk Dalam Ketegangan Geopolitik

Menurut dia, program HESA yang dimulai sejak 2013 ini bertujuan untuk membantu para guru menumbuhkan minat anak didiknya di bidang sains teknologi, engineering, dan matematika (STEM).

“Kita lihat, perkembangan industri di dunia semakin hari perkembangannya ke arah teknologi yang makin tinggi dan makin cepat berubah. Sekarang kita bicara internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI). Tapi di lain pihak, kita di Indonesia seperti negara-negara lain, mengalami kekurangan tenaga ahli khususnya di bidang engineering dan teknologi,” ujar Roy.

Sampah China Diburu Amerika

Hal tersebut, menurut dia, bisa dilihat dari jumlah lulusan di Indonesia yang sifatnya ke arah teknologi, ataupun pakar di bidang teknologi, sangat kurang dibanding kebutuhan. “Ini yang menjadi dilema apalagi semakin hari perkembangan teknologi makin meningkat,” ucapnya.

Tumbuhkan Minat

Karena itu, Roy menerangkan, kondisi ini mendorong Honeywell sebagai perusahaan teknologi terkemuka untuk berupaya menumbuhkan minat di bidang sains teknologi, engineering, dan matematika (STEM) sejak dini.

“Dari kami, bukan hanya di Indonesia, Honeywell pusat di AS juga ingin mengupayakan bagaimana kita menumbuhkan minat anak-anak agar dapat dipersiapkan menjadi tenaga-tenaga kerja yang lebih andal di bidang sains teknologi, engineering, dan matematika (STEM),” paparnya.

Ke-10 guru yang dikirimkan dalam program HESA untuk mengikuti pelatihan di USSRC adalah Warsono (guru matematika di SMP Negeri 5 Cilacap), Mohammad Ridwan (guru sains di Sekolah Darma Yudha), Abdul Rahman (guru di MAN Insan Cendekia Gorontalo), Mega Lamita (guru SD Sekolah Tunas Daud), Darum Budiarto (guru di SMKN 1 Seram Bagian Timur, Maluku), Jessica (guru SDS Rhema En Cara, Bogor), Rosdiana Akmal Nasution (guru di Sekolah Bogor Raya), Faqih Al Adyan (guru matematika di Bunda Mulia School), Widia Ayu Juhara (guru matematika di SMP Taruna Bakti Bandung), dan Nur Fitriana (guru SD Negeri Deresan Sleman Yogyakarta). (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya