- Pixabay
VIVA – Sebuah survei baru-baru ini oleh perusahaan ecommoerce Asia Tenggara Shopback menunjukkan bahwa diskon atau potingan harga menjadi promo yang paling disukai dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia dengan presentase 41 persen. Menyusul promo cashback 37 persen, buy 1 get 1 13 persen, dan hadiah langsung 8 persen.
Survei di tersebut dilakukan terhadap 5.600 responden di Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Sedangkan berdasarkan Laporan dari Nielsen di 2016, pemberian rewards dalam bentuk cashback menduduki peringkat teratas kebutuhan pasar bagi perusahaan untuk menarik hati pelanggan.
Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan mengatakan, promo potongan harga memang selalu menjadi pemikat masyarakat untuk berbelanja, baik di toko offline maupun toko online. Namun, cashback perlahan mulai menarik perhatian mereka yang suka belanja online.
"Data dari Shopback juga menunjukkan bahwa rewards cashback menjadi alasan utama yang mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk berbelanja di platform online, diikuti potongan harga di urutan kedua dan promo bebas ongkos kirim di urutan ketiga," kata Indra dalam keterangan pers yang diterima VIVA, Kamis 11 Oktober 2018.
Tidak hanya di platform online, promo cashback hingga 30 persen juga menjadi promo restoran paling menarik bagi responden, dibanding promo buy 1 get 1 dan voucher potongan harga hingga 50 persen di pembelian selanjutnya.
Berdasarkan data survei yang sama, setidaknya 70,2 persen responden mengaku dalam satu bulan terakhir mereka melakukan transaksi 1-10 kali di platform e-commerce karena tertarik dengan reward cashback yang diberikan, dan 19,1 persen melakukan transaksi sebanyak 10-20 kali. Menariknya lagi, jika dilihat berdasarkan gender, pria lebih tertarik dengan promo rewards cashback, sedangkan wanita lebih tertarik dengan promo diskon.
Namun dibalik ketertarikan terhadap rewards cashback, ternyata ada beberapa hal yang menjadi kekurangan rewards cashback di mata responden, yakni tidak dapat ditarik tunai (52,7 persen), hanya bisa digunakan untuk pembelanjaan berikutnya di platform yang sama (32 persen), serta proses verifikasi yang terlalu lama (19,8 persen).
