- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Timbunan sampah rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar dibanding sumber sampah lainnya. Berdasarkan data Adipura Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2015 hingga 2016, ada sekitar 36 persen. Jumlah ini lebih besar dari sampah pasar tradisional yang hanya 24 persen.
Sebenarnya persoalan ini bisa terselesaikan dengan keaktifan ibu-ibu rumah tangga untuk mengelolanya. Oleh sebab itu, penting untuk memberikan edukasi bagi para ibu rumah tangga bagaimana cara memilah dan memilih sampah.
"Kita harus memberikan informasi bagaimana sampah dipilah dari rumah. Ada plastik, kertas, logam. Yang penting dipilah saja, pemilahan adalah kunci tindak lanjut pengelolaan sampah," kata Agus Saefudin, dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, usai acara Tebar Pesona dengan Tesona Premium Tea, di lokasi Car Free Day, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu, 10 Maret 2019.
Penanganan sampah rumah tangga dilakukan dengan memilah, mengumpulkan, dan mengolah sampah rumah tangga. Dengan pemilahan yang baik, akan mengurangi timbunan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Kaleng, plastik, dijadikan satu pakai karung. Kalau organik, karena ada cairan, ini yang disebut food waste, bekas makanan, ada sayuran, dijadikan satu. Itu yang setiap hari dikeluarkan, kalau lebih enam jam mengalami fermentasi makanya bau," tuturnya.
Dengan informasi yang tepat, para ibu rumah tangga di beberapa tempat dengan bank sampah induk, kini justru telah bisa mendapat penghasilan tambahan melalui produk kreasi yang dibuat dari bahan-bahan limbah plastik.
"Sampah bisa dijadikan barang bernilai seni dan bermanfaat, seperti dijadikan tas, tempat tissue, pot bunga, ataupun tempat pensil, sehingga dari sampah plastik yang tidak berguna menjadi barang berharga," kata Sri Endarwati, pengelola Bank Sampah Induk Gesit Menteng Pulo, Jakarta Selatan. (art)
Dua Sisi Sampah Plastik, Ramah Kantong tapi Tidak untuk Kesehatan
Sebuah studi melaporkan sampah plastik sekali pakai berupa kemasan sachet dan pouch. Satu sisi dianggap ramah di kantong, tapi sisi lain tidak ramah kesehatan.
