Cerita Anak, Sang Ayah Meninggal karena Percaya Hoax COVID-19

Ilustrasi virus corona/COVID-19/masker.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Seorang pria bernama Helmi Indra atau dengan akun Instagram @helmiindrarp, menceritakan kisah pilu yang dialami oleh sang ayah. Diketahui, ayah Helmi meninggal dunia akibat COVID-19 dengan komorbid penyakit diabetes.

Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Setelah berjuang beberapa hari melawan virus SARS-CoV-2 itu, akhirnya ayah dari pemilik akun tersebut tidak mampu berperang lagi dan meninggal dunia. Dalam akun Instagramnya, pria tersebut turut menceritakan penyebab sang ayah meninggal.

"Hoax berperan besar dalam hal ini di luar komorbid," tulis @helmiindrarp dalam tangkapan layar yang sebelumnya sudah dia unggah di Twitter, dikutip VIVA, Rabu, 21 Juli 2021.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Indonesia Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

"Halo semua, please lawan hoax tentang COVID-19 ya. Cukup sampai saya saja kejadian ini. Daripada share berita ga jelas mendingan share meme lucu aja," sambung dia dalam caption.

Helmi lebih lanjut bercerita, setelah beberapa hari terpapar COVID-19, saturasi oksigen sang ayah semakin menurun. Akhirnya sang ayah mau dibawa ke rumah sakit, setelah sebelumnya menolak karena percaya hoax.

Bagaimana Kaitan Vaksin AstraZeneca yang Sebabkan TTS Pada Penerimanya?

"Papah meninggal karena percaya dengan berita hoax yang tersebar di sosial media. Entah di grup WA, Facebook, Instagram, Twitter ataupun dari sumber lain," kata dia.

"Mulai dari hoax setiap masuk rumah sakit akan dicovid kan, interaksi obat membuat meninggal, vaksin ada kandungan babi dari China, dan banyak lagi. Gara-gara sering berseliweran berita ini di grup WA dan Facebook, Papah jadi percaya hoax-hoax ini," imbuhnya.

Karena termakan hoax, Helmi menuturkan sang ayah tidak mau divaksin. Ketika sudah terinfeksi COVID-19 pun, ayahnya tak mau minum obat karena percaya hoax bahwa interaksi obat dapat menyebabkan kematian.

"Padahal meminum obat dengan resep yang tepat dapat mengurangi gejala dan menambah imun (dengan meminum vitamin). Ketika keadaan mulai memburuk pun, masih takut ke RS karena takut kenapa napa. Akhirnya ketika mau dibawa ke RS kondisi sudah terlalu lemah," tuturnya.

Helmi menceritakan, sang ayah masuk IGD pukul 03.00 pagi WIB. Jam 02.00 siang, sang ayah sudah tidak bernapas lagi.

"Lalu bagaimana agar ini tidak terjadi lagi dan cukup sampai di Saya saja? Please banget ketika dapat berita yang ga jelas atau cenderung hoax cukup berhenti di HP kita semua saja. Jangan sampai di share," lanjut dia.

"Jangan pernah berhenti juga meyakinkan keluarga dan teman-teman bahwa Covid itu benar adanya. Please banget kalo belum vaksin langsung daftar vaksin. Jadi ketika pun terpapar COVID gejalanya tidak akan terlalu berat. Sudah banyak banget buktinya mengenai hal ini," terang Helmi Indra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya