8 Alasan Kenapa Bulan Rajab Sakral Untuk Seluruh Muslim di Dunia

Ilustrasi masjid.
Sumber :
  • Freepik/wirestock

VIVA – Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh dalam penanggalan Islam. Kata 'Rajab' memiliki makna 'keagungan atau mulia'. Bulan Rajab juga disebut dalam Alquran sebagai Asyhurul Hurum atau termasuk bulan-bulan yang dihormati. Karenanya, bulan Rajab perlu diagungkan karena adanya sejumlah keutamaan di dalamnya. Mengapa bulan rajab sakral untuk seluruh muslim di dunia? Simak alasannya berikut ini dikutip dari aboutislam.net.

2 Mahasiswa Psikologi Islam IAIN SAS Babel Raih Prestasi Peneliti Muda Terbaik di KNPMPI 2024

1. Bulan Rajab adalah Pemuliaan
Rajab adalah salah satu Bulan Suci (yaitu Dhul-Qidah, Dhul-Hijjah, Muharram, dan Rajab). Selama bulan Rajab keajaiban Al-Israa dan Al-Miraj terjadi, yang mengingatkan kita untuk melindungi tempat-tempat suci kita di Palestina yang diduduki.

Almarhum ulama Muslim terkemuka, Sheikh Ahmad Ash-Sharabasi, Profesor Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Al-Azhar, menyatakan, Bulan Rajab adalah salah satu bulan Hijriah Arab dan Islam. Kata rajab berasal dari kata tarjib yang dalam bahasa Arab berarti pemuliaan. Alasan di balik nama ini mungkin karena penghargaan tinggi yang diberikan orang Arab pada bulan ini.

No Place to Pray for Muslim Workers in This Italian City

2. Pertempuran Dilarang di Bulan Rajab
Bulan Rajab juga disebut Rajab Al-Haram (Bahasa Arab untuk: Rajab Suci), karena merupakan salah satu dari empat Bulan Suci, di mana pertempuran dilarang. Ini adalah kebiasaan dan praktik tradisional yang biasa dilakukan orang selama berabad-abad. Al-Qur'an yang mulia mengacu pada Bulan Suci dalam Surat At-Taubah, di mana Allah SWT berfirman,

(Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan (dalam satu tahun), demikianlah ditetapkan oleh Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi; dari mereka, empat adalah Suci. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu salah di dalamnya.) (At-Taubah 9:36)

Ustaz Adi Hidayat Larang Penggunaan Sajadah Empuk Saat Salat, Ini Alasannya

Bulan-bulan suci ini adalah Dzul-Qidah, Dzul-Hijjah, Muharram, dan Rajab. Itulah sebabnya Rasulullah (saw) berkata, “Waktu telah kembali ke keadaan semula, yaitu ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Tahun itu adalah dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci: Tiga berturut-turut, yaitu, Dzul-Qidah, Dzul-Hijjah, dan Muharram, dan (yang keempat) Rajab (dari suku) Mudar, yaitu antara Jumada ( Thani) dan Sya`ban.” (Al-Bukhari dan Muslim)

3. Rajab yang Soliter
Bulan Rajab disebut juga Rajab Al-Fard (Bahasa Arab untuk: Rajab Soliter) karena terpisah dari tiga bulan suci lainnya berturut-turut, yaitu, Dhul-Qidah, Dhul-Hijjah dan Muharram; Bulan Rajab datang lima bulan setelah mereka.

4. Rajab Mudar
Bulan Rajab memiliki nama lain yaitu Rajab Mudar, sesuai dengan hadits Nabi bersabda, “Dan (yang keempat) Rajab (dari suku) Mudar, yaitu antara Jumada (Thani) dan Sya`ban .” (Al-Bukhari dan Muslim). Mudar adalah suku Arab dan Rajab dinamai menurut namanya, karena suku itu dulu sangat menghormati bulan ini dan menjaga kesuciannya.

5. Bulan Al-Israa dan Al-Miraj
Rajab menyaksikan terjadinya Al-Israa dan Al-Miraj, perjalanan malam yang ajaib dan kenaikan Nabi ke surga, yang dengannya Allah SWT memuliakan Nabi Muhammad.

Sehubungan dengan perjalanan ini, Allah SWT menyatakan, {Maha Suci Dia [Allah] yang membawa hamba-Nya [Nabi Muhammad [untuk perjalanan malam dari Masjidil Haram [di Makkah] ke masjid terjauh [Masjid Al-Aqsha] di Yerusalem], lingkungan yang telah Kami berkahi, agar Kami menunjukkan kepadanya [Muhammad [dari tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia [Allah] Maha Mendengar lagi Maha Melihat.} (Al-Israa 17:1)

6. Apakah Pahala Umrah di Rajab Lebih Besar Dari Waktu Lainnya?
Quran mengacu pada Al-Miraj (Nabi Muhammad naik ke surga), “Sementara dia [Malaikat Jibril]] berada di bagian tertinggi dari cakrawala. Dia mendekat dan berada pada jarak dua busur atau (bahkan) lebih dekat. Begitu pula [Allah] menyampaikan Ilham kepada hamba-Nya [Nabi Muhammad]. 

Hati (Nabi) tidak berbohong (dalam melihat) apa yang dia (Muhammad) lihat. Apakah Anda kemudian membantah dengan dia tentang apa yang dia lihat [selama Al-Mi`raj]. Dan memang dia (Muhammad) melihatnya [Malaikat Jibril] pada keturunan kedua (yaitu di lain waktu). Dekat Sidrat Al-Muntaha [pohon bidara dari batas tertinggi (di luarnya tidak ada yang bisa lewat)]. 

Di dekatnya ada Surga Tempat Tinggal. Ketika itu menutupi pohon bidara, yang menutupinya! Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak menyimpang (kanan atau kiri), juga tidak melampaui batas (ditentukan untuk itu). Sesungguhnya dia (Muhammad) melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran Tuhannya (Allah)” (An-Najm 53:7-18)

Mukjizat Al-Israa dimaksudkan untuk menghormati Rasul, menguatkan hatinya, dan menunjukkan kepadanya kerajaan langit dan bumi. Itu juga dimaksudkan untuk menghibur Nabi setelah kematian pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah di Tahun Kesedihan, dan setelah penderitaan yang dia alami di At-Taif di mana orang-orang menyerangnya.

7. Arti penting dari al-Israa
Keajaiban Al-Israa mengingatkan kita pada tanah Palestina yang dirampas dan diduduki, Al-Quds (Yerusalem), dan Masjid Al-Aqsha. Peristiwa ini juga harus mengingatkan kita akan kewajiban kita untuk membebaskan negeri ini dan rakyatnya dari tirani dan penindasan.

8. Hadits Populer tentang Rajab: Mana Yang Sah dan Yang Tidak?
Kita harus selalu ingat hadits Nabi yang menyatakan, “Jangan melakukan perjalanan kecuali untuk tiga Masjid: Masjidil Haram, masjid di Madinah, dan Masjid Al-Aqsha di Yerusalem.” (Muslim). Merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, ketika mengingat kenangan bulan Rajab, untuk mengerahkan dirinya untuk membebaskan tempat-tempat Islam yang direbut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya