Asia Tenggara Salah Satu Wilayah Paling Berisiko dalam Perubahan Iklim

Ilustrasi global warming
Sumber :
  • pixabay

VIVA Lifestyle – Masalah terkait perubahan iklim tak bisa diabaikan. Pasalnya, menurut data terbaru UN Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Asia Tenggara termasuk salah satu wilayah yang paling berisiko dalam perubahan iklim. Wilayah ini bahkan menghasilkan limbah elektronik global (e-waste). 

Pengamat Sepakbola Asing Sorot Timnas Indonesia: Gaya Main Mereka Langka di Asia

Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, berbagai produsen berlomba-lomba menciptakan produk berkelanjutan melalui desain yang mengutamakan alam (eco-design).

Product and Technical Director Geberit, Michael Allenspach, mengatakan, ketika krisis iklim semakin memburuk dengan berbagai bencana alam yang terjadi, kita semua harus turut andil mengurangi limbah, termasuk dalam desain bangunan.

5 Negara Asia Tenggara Diajak Thailand Terapkan Skema ala Visa Schengen

"Khususnya di Asia Tenggara sebagai wilayah yang paling terimbas pemanasan global. Selama lebih dari satu setengah dekade, Geberit telah menggunakan prinsip eco-design yang inovatif guna menciptakan kualitas kehidupan berkelanjutan bagi orang di seluruh dunia," ujar Michael dalam keterangannya, Selasa 30 Agustus 2022. 

Ilustrasi ramah lingkungan.

Photo :
  • Pixabay/Geralt
Deretan Negara Asia Tenggara yang Berbentuk Republik

Setelah permintaan eco-design meningkat pada 2022, Michael menjawab tantangan tersebut dengan menciptakan produk dalam sistem kamar mandi dan teknologi saniter, yang terbuat dari bahan ramah lingkungan yang tujuannya untuk mengurangi limbah dan menghemat air sepanjang siklus penggunaan produk. 

"Kriteria ketat dari eco-design kami berkontribusi terhadap ekonomi sirkular, dan diterapkan pada seluruh siklus hidup produk, dari pengadaan bahan baku hingga pembuangan produk," ungkapnya. 

Selain memilih material yang paling cocok, Michael mengatakan, pihaknya selalu meneliti material alternatif yang ramah lingkungan dan bebas polusi, serta desain cerdas yang menghemat sumber daya. 

"Hasilnya, produk kami mengurangi limbah secara drastis lewat desain yang awet dan usia pemakaian yang bertahan hingga beberapa dekade," imbuhnya. 

Ilustrasi busa limbah di sungai.

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Michael mencontohkan, salah satu fitur WC Geberit yang digantung di dinding (wall-hung) memiliki flush guide baru yang 69 persen materialnya terbuat dari plastik ABS daur ulang. Sementara, teknologi iCon Rimfree Plus dan flush valve baru tipe 212 dengan volume 4/2 liter memanfaatkan plastik daur ulang hingga di atas 50 persen. 

"Hal tersebut dapat menghemat sekitar 1.000 ton CO2 per tahun. Di sisi lain, concealed cistern Sigma berukuran 12 cm dengan flush valve Geberit tipe 212 juga menghemat konsumsi air. Mekanisme flush dipicu oleh pelat aktuator Sigma30 yang dapat didaur ulang. Pelat ini ditempatkan dalam rangka yang bahannya 100 persen terbuat dari ABS daur ulang," pungkas Michael Allenspach.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya