Gubernur Minta Anak SMA sekolah Jam 5 Pagi, Ini Respons Ketua IDAI

Sekolah di NTT Masuk Jam 5 Pagi
Sumber :
  • Tangkapan Layar: TikTok

VIVA Lifestyle – Beberapa waktu belakangan ini publik dikejutkan dengan usulan dari Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat terkait jam belajar siswa. Dirinya diketahui mengusulkan untuk jam belajar peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Terkait fenomena ini, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, SpA (K) angkat bicara. Dirinya menyebut, penting untuk memperhatikan kualitas tidur anak. Scroll lebih lanjut ya.

"Pada anak yang penting kualitas tidurnya cukup 7-8 jam. Katakan dia tidur jam 8 malam kemudian bangun jam 4 pagi, kualitas tidurnya sudah cukup. Namun anak SMA sekarang bisa tidak tidur jam 8 malam dan bangun jam 4 pagi?," kata dia saat ditemui awak media di kantor IDI Pusat, Jakarta Pusat, Kamis 2 Maret 2023.

Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu

Lebih lanjut, saat ini banyak anak SMA yang begadang tidur jam 12 dan bangun pagi sehingga kualitas tidur tidak terpenuhi. Padahal sering begadang dapat menyebabkan sel kekebalan tubuh menurun.

Bupati Manggarai Dikecam gegara Tega Pecat Ratusan Nakes, Wakil Bupati Berdalih Tak Dilibatkan

"SMA sekarang tiap hari begadang. Prinsipnya kualitas dan kuantitas cukup atau enggak," ucapnya.

Piprim mengatakan, belajar pada pagi hari sangatlah baik asalkan didukung dengan kualitas tidur yang baik.

Sekolah di NTT Masuk Jam 5 Pagi

Photo :
  • Tangkapan Layar: TikTok

"Kalau cukup enggak masalah, sebenarnya belajar pagi-pagi itu bagus fresh apabila tidurnya cukup," katanya.

Tak hanya soal kualitas dan kuantitas tidur saja. Dukungan lingkungan sekitar juga harus terpenuhi jika ingin memberlakukan sistem pembelajaran di pagi hari seperti yang diusulkan oleh Gubernur NTT tersebut.

"Kemudian dukungan sosial. misalnya anak bangun jam 5 pagi, orang tuanya dan saudaranya masih tidur, tidak ada yang siapkan sarapan. Jadi dukungan sosial dan kualitas dan kuantitas tidur cukup atau tidak," kata Piprim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya