Hidayah Sang Mualaf, Penasaran Soal Hijab Hingga Takjub Alasan Islam Jaga Aurat Perempuan

Ilustrasi wanita muslim/wanita berhijab.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

JAKARTA  – Evi Carli memutuskan menjadi mualaf lantaran penasaran yang tinggi atau kepo terhadap hijab yang dipakai wanita muslimah. Berawal dari rasa penasaran, berbuntut pada pengucapan dua kalimat syahadat yang membuatnya memeluk Islam bersama keluarga besarnya serta sang suami yang sempat agnostik (meragukan keberadaan Tuhan).

Sosok perempuan cantik ini merupakan seorang pengusaha salon dan kecantikan yang seringkali memakai pakaian terbuka dan ketat. Pakaiannya itu berbeda jauh dengan muslimah yang menutup diri dengan baju muslim serta hijab yang melakukan perawatan ke salonnya. 

Ia heran lantaran para muslimah ini membuka hijab saat perawatan, namun setelahnya justru ditutup kembali tanpa berniat memamerkan keindahan rambut yang telah dirawat. Padahal, rambut yang telah diberi perawatan itu begitu indah dan patut ditunjukkan kepada banyak orang.

"Jadi waktu melihat seorang Muslimah yang berpakaian tertutup, gue itu agak menyayangkan. Karena salah satu definisi cantik itu dari rambut," kata Evi dikutip laman YouTube. 

Sikap muslimah tersebut membuat Evi kemudian mencari tahu alasan perempuan Islam harus memakai hijab. Evi berupaya mencari sendiri melalui internet. Tak disangka, jawaban dari internet itu membuatnya takjub karena menyebut bahwa menutup aurat dengan hijab adalah hal mulia.

"Ternyata itu cara Tuhan memuliakan mereka. Terus amaze (takjub). Mereka itu kayak dispesialin, gitu lho. Dibedain dari (perempuan agama berbeda) yang lain," ujar Evi.

Ia lantas berupaya mencari lebih dalam terkait hukum dan keistimewaan memakai hijab, yang semakin membuatnya yakin untuk memakai penutup kepala serta baju yang tertutup. Padahal saat itu, Evi masih seorang non-muslim.

Eva memilih jadi mualaf setelah tahu alasan harus memakai hijab

Photo :
  • YouTube

Di sisi lain, keputusan Evi tak lagi berpakaian terbuka karena permintaan suami. Menurutnya, sang suami kurang nyaman dengan pakaian terbuka sehingga mendukung Evi memakai hijab. 

Sebab saat itu, suaminya juga masih menjadi sosok agnostik sehingga tidak terlalu religius pada agama yang diyakini sebelumnya. Di momen itu pula, Evi menerima sebuah mimpi mengenai ibadah yang menuntunnya menjadi muslimah.

"Mimpinya itu kayak aku ada di depan masjid sama segerombolan orang mau sholat," terangnya. 

Evi awalnya menganggap sepele mimpi tersebut dan meyakini bahwa agama yang dipeluknya masih yang terbaik. Seolah dibukakan hati oleh Allah SWT, hati Evi justru dibuat bingung karena ingin memeluk Islam dan merasa ingin menjadi seorang muslimah sejati.

"Di situ bikin dilema, galau. Waktu itu berdoa, 'Tuhan jalan mana yang aku pilih'," kata Evi.

Lambat laun, doa yang diungkapkan pada Tuhan membuat Evi benar-benar meyakini Islam. Evi merasa bahwa semua hal mempermudahnya masuk Islam hingga akhirnya ia membaca dua kalimat syahadat. 

Demi Gaya Hidup Mewah, 9 Perempuan Terlibat Sindikat Narkoba Tempel di Denpasar

Selang beberapa lama, keluarga besarnya mengikuti langkah Evi untuk masuk Islam, bahkan sang suami menuruti jejaknya. Kini, Evi dan suami serta keluarga besarnya masih memeluk agama Islam serta menjalani ibadah dengan rutin.

"Ya Allah kalau aku diizinkan menjadi seorang Muslim, tolong dipermudah, karena aku enggak tahu harus memulai dari mana," kenangnya.

Terpopuler: Jawaban Mamah Dedeh Soal Menantu Perempuan, Persiapan Penting Sebelum Menikah
2 Mahasiswa Psikologi Islam IAIN SAS Babel Raih Prestasi Peneliti Muda Terbaik.

2 Mahasiswa Psikologi Islam IAIN SAS Babel Raih Prestasi Peneliti Muda Terbaik di KNPMPI 2024

Prestasi membanggakan 2 mahasiswa Program Studi Psikologi Islam di IAIN SAS ini diraih dalam Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia ke-8 tahun 2024.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024